Perubahan Iklim Picu Lonjakan Alergi dan Asma di Asia
300 juta orang menderita asma, 200–250 juta mengalami alergi makanan, dan 400 juta hidup dengan rinitis.
Ringkasan Berita:
- APAAACI menyoroti meningkatnya penyakit alergi dan asma secara global, terutama di Asia Pasifik yang terdampak perubahan iklim, polusi udara, dan menurunnya keanekaragaman hayati.
- Indonesia juga mengalami kenaikan kasus asma dan alergi berat.
- Pemerintah dan pakar menyerukan aksi iklim, inovasi kesehatan, kolaborasi global, serta pendekatan One Health untuk melindungi masyarakat.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Alergi dan asma kini menjadi perhatian besar kesehatan global.
Secara global, diperkirakan 300 juta orang menderita asma, 200–250 juta mengalami alergi makanan, dan 400 juta hidup dengan rinitis.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa asma menyebabkan sekitar 250.000 kematian setiap tahun, dengan prevalensi yang terus meningkat.
Baca juga: Bayi Prematur Lebih Rentan Diserang RSV, Bisa Picu Asma dan Gangguan Tumbuh Kembang
Penyakit alergi mencakup kondisi serius seperti anafilaksis, alergi makanan, asma, rinitis, konjungtivitis, angioedema, urtikaria, eksim, serta alergi obat dan serangga dan kini menjadi tantangan besar, terutama di kawasan Asia Pasifik, rumah bagi dua pertiga populasi dunia.
Executive Director and Past President Asia Pacific Association of Allergy, Asthma and Clinical Immunology (APAAACI), Prof. Ruby Pawankar, menegaskan bahwa kawasan ini menanggung beban sangat besar akibat penyakit alergi.
Ia menilai faktor lingkungan seperti perubahan iklim, polusi udara, dan menurunnya keanekaragaman hayati menjadi pemicu utama meningkatnya kasus alergi.
“Perubahan iklim adalah krisis kesehatan global. Dampaknya terasa pada paru-paru hingga sistem kekebalan tubuh, meningkatkan penyakit alergi dan asma di semua kelompok usia,” ujar Prof. Ruby dalam APAAACI Congress 2025 di Jakarta belum lama ini.
Sejalan dengan negara-negara Asia lainnya, Indonesia juga menghadapi peningkatan prevalensi asma, alergi makanan yang lebih parah, serta kasus anafilaksis. Ancaman ini diperburuk oleh polusi udara dan kabut asap lintas batas yang kerap terjadi.
Dalam forum APAAACI Congress 2025, peserta menyoroti dampak perubahan iklim serta dampak terhadap penyakit, khususnya penyakit alergi dan asma dan mendorong pemerintah melakukan berbagai langkah.
Di antaranya perlunya tindakan segera untuk mengatasi perubahan iklim di seluruh sektor ekonomi dan sosial di semua tingkatan, pentingnya kebijakan pemerintah yang bertujuan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, memulihkan keanekaragaman hayati, serta menekan polusi udara di dalam dan di luar ruangan.
Kemudian upaya mitigasi lainnya, seperti meningkatkan efisiensi energi pada kendaraan dan bangunan, serta mengurangi paparan terhadap zat-zat beracun, peningkatan edukasi dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pola makan yang sehat dan seimbang sebagai langkah pencegahan penyakit alergi dan penerapan pendekatan One Health secara multidisiplin, yang menekankan hubungan erat antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno menekankan pentingnya inovasi medis, pemerataan akses, dan kerja sama internasional dalam menghadapi tantangan ini.
Baca juga: Cegah Serangan Akut, Ini Terapi yang Dianjurkan untuk Pasien Asma
“Inovasi tanpa akses adalah janji yang tak terpenuhi. Kita harus membangun sistem kesehatan yang maju sekaligus adil,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa tantangan kesehatan global, termasuk dampak perubahan iklim dan polusi udara, membutuhkan kolaborasi lintas negara, berbagi data, hingga harmonisasi regulasi.
| Fakta Ilmiah Influenza D yang Mulai Dipantau WHO, Akankah Jadi Wabah Baru? |
|
|---|
| Mengenal Virus H3N2 yang Jadi Pemicu Kasus Flu Meroket di Indonesia: Biasa Ditemukan di Hewan Babi |
|
|---|
| Lonjakan Penyakit Flu Landa Asia, Virus Influenza H3N2 Dominasi Kasus di Indonesia |
|
|---|
| Tanggal 16 Oktober 2025 Memperingati Hari Apa? Ada 5 Peringatan |
|
|---|
| Kondisi Jokowi Usai Absen HUT TNI hingga Tawaran Obat Manjur Ala Dokter Tifa |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.