Perangko Indonesia-Takhta Suci Vatikan Diluncurkan Ada Gambar Garuda dan Takhta Suci
Penampakan perangko baru Indonesia-Takhta Suci Vatikan yang diluncurkan di Museum Vatikan pada Jumat (14/11/2025).
Mgr Gallagher juga menjelaskan tujuan diplomasi Takhta Suci bukan untuk kepentingan ekonomi, militeristik, dan keamanan. Tetapi, fokus pada upaya mendorong terciptanya perdamaian, hak-hak asasi manusia, dan kebebasan beragama melalui dialog, serta menjunjung tinggi kemanusiaan.
Kata Gallagher, diplomasi Vatikan berakar pada sejarah dan puluhan tahun upaya membangun jembatan, dialog, kerendahan hati, dan kesabaran untuk mengatasi tantangan yang tampaknya tak teratasi. Diplomasi belas kasih ini memprioritaskan tindakan nyata demi kebaikan bersama.
Diplomasi Takhta Suci, lanjutnya, berfokus pada penerjemahan harapan menjadi “tindakan diplomatik” dan tentang pentingnya “menjadi tetangga” untuk melayani kebaikan bersama. Karena itu, Mgr Gallagher merasa bangga meskipun di Indonesia umat Kristiani sedikit tetapi bergerak aktif di bidang pendidikan dan kesehatan, serta kesejahteraan sosial.
Indonesia, kata Mgr Gallagher, bisa menjadi mitra dalam mewujudkan tujuan bersama-- perdamaian, kerukunan, keadilan sosial, antara lain. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila selaras dengan nilai-nilai yang diperjuangkan Takhta Suci: kemanusiaan, keadilan sosial, hak-hak asasi manusia, persatuan, saling menghormati dan toleransi.
Ketika berbicara tentang Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, Mgr Gallagher mengacu pada apa yang dikatakan Paus Fransiskus saat berkunjung ke Indonesia, 2024. Ketika itu, Paus mengatakan, "... kerukunan dalam keberagaman menuntut setiap orang untuk merangkul semangat persaudaraan dalam mengupayakan kebaikan bersama."
“Keseimbangan yang bijaksana dan peka ini, antara keragaman budaya dan visi ideologis yang berbeda, serta cita-cita yang mempererat persatuan, harus terus dipertahankan dari ketidakseimbangan,” kata Paus Fransiskus ketika itu.
Karya seni seperti itu, tambahnya, melibatkan seluruh rakyat Indonesia dan mengajak mereka untuk berjuang menuju kerukunan, kesetaraan, penghormatan terhadap hak asasi manusia, pembangunan berkelanjutan, dan upaya perdamaian.
Penanda Sejarah
Sementara Dubes RI untuk Takhta Suci, Trias Kuncahyono, menyampaikan terima kasih kepada Takhta Suci yang pada tahun 1947, mengakui kemerdekaan Indonesia, dan menjalin hubungan diplomasi. Dubes berterima kasih, Vatikan telah mencetak perangko baru untuk menandai ulang tahun ke-75 hubungan kedua negara. "Hal itu menegaskan eratnya hubungan kedua negara," katanya.
Kata Dubes Trias, perangko tidak hanya sebagai alat bayar dalam surat menyurat, tetapi juga penanda sejarah. Dalam konteks perangko baru ini adalah sejarah hubungan dua negara yang memiliki misi yang sama menciptakan perdamaian dunia berlandaskan nilai-nilai kemanusian dan keadilan sosial.
Perangko, lanjutnya, juga dapat berfungsi sebagai media visual untuk nilai-nilai keberagaman, kedaulatan, dan identitas nasional. Selain untuk keperluan pos, perangko juga dapat berfungsi sebagai alat diplomatik atau mempromosikan suatu negara di kancah internasional. "Perangko, juga bagian dari identitas, bagian dari second track diplomacy," kata Dubes Trias.
Baca juga: Momen Haru Menteri Agama Nasaruddin Umar Ziarah dan Meletakkan Rosario di Makam Paus Fransiskus
Sementara Sekjen Kegubernuran Vatikan Mgr Emilio Nappa yang mengagumi dan memuji Pancasila dengan Bhinneka Tunggal Ika-nya, mengatakan, perangko sebagai hasil budaya yang bernilai tinggi. Katanya, Pancasila, dengan menekankan prinsip-prinsip "Bhinneka Tunggal Ika" sebagai model bagi kerukunan antarumat beragama dan persatuan bangsa.
Menurut Mgr Nappa Pancasila selaras dengan nilai-nilai Kristiani seperti persaudaraan dan memandangnya sebagai cara untuk membangun masyarakat yang damai dan adil. (KBRI Takhta Suci)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/perangko-vatikan-indonesia-kolase-2.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.