Ekspedisi Ladang Ganja Terbesar di Gunung Leuser Aceh: 15 Jam Darat, Jurang hingga Harimau Mengintai
Ekspedisi dramatis di Leuser: 15 jam darat, 5 jam pendakian, harimau mengintai. Ladang ganja 51 hektare terbongkar, gubuk pengemasan terungkap.
Ringkasan Berita:
- Polisi dan jurnalis menembus hutan Leuser, jalur ekstrem penuh ancaman harimau dan kobra.
- Ladang ganja 51 hektare terbongkar, gubuk pengemasan jadi bukti jaringan distribusi terorganisir.
- Operasi dramatis berawal dari penangkapan dua pengedar, barang bukti 47 kilogram ganja siap edar.
TRIBUNNEWS.COM, ACEH – Sinar matahari mulai panas di Polsek Pining, Kabupaten Gayo Lues, Aceh, Selasa (18/11/2025) pukul 11.00 WIB. Sejumlah polisi bersenjata berbaris di depan Mako Polsek Gayo Lues, bersiap menuju salah satu dari 26 titik ladang ganja yang akan dimusnahkan.
Lokasi ladang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, sekitar 400 kilometer dari Banda Aceh dan 30–40 kilometer dari Blangkejeren, ibu kota Kabupaten Gayo Lues. Jalur menuju lokasi hanya bisa ditempuh melalui jalan pegunungan yang ekstrem dan rawan longsor.
Ekspedisi ini berlangsung di Taman Nasional Gunung Leuser, kawasan konservasi penting dunia yang menjadi habitat harimau Sumatera, orangutan, dan satwa langka lainnya.
Fakta bahwa ladang ganja ditemukan di jantung kawasan konservasi menambah urgensi operasi, karena aktivitas ilegal ini bukan hanya melanggar hukum, tetapi juga mengancam ekosistem hutan tropis yang dilindungi.
Total luas ladang yang akan dimusnahkan mencapai 51,75 hektare, menjadikannya salah satu operasi pemusnahan ganja terbesar di Indonesia.
Perjalanan Panjang ke Jantung Leuser
Tribunnews.com berkesempatan mengikuti langsung tim Dittipidnarkoba Bareskrim Polri dalam ekspedisi pemusnahan ladang ganja terbesar di Indonesia ini.
Ekspedisi dimulai sehari sebelumnya, Senin (17/11/2025), dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang menuju Bandara Kualanamu, Sumatera Utara dengan waktu tempuh dua jam penerbangan.
Dari Kualanamu, perjalanan darat ditempuh selama 15 jam hingga tiba di penginapan Blangkejeren, Gayo Lues, tepat pada dini hari sekitar pukul 01.30 WIB.
Saat fajar menyingsing, tim kloter pertama bersama jurnalis berangkat menuju jalur pendakian di kawasan Gunung Leuser.
Mobil double cabin polisi mengantar tim melewati jalan berbatu di belakang perkampungan warga Desa Ekan, Kecamatan Pining. Dari titik ini, jalur hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki atau motor trail.
Baca juga: Ragam Kisah Korban Longsor Cilacap: Ada yang Tertindih Motor hingga Heroiknya Ayah Selamatkan Anak
Ancaman di Jalur Ekspedisi
Ekspedisi berlanjut dengan pendakian sepanjang lima kilometer dari pos 1 hingga pos 6, yang ditempuh dalam waktu lima jam. Jalur ini penuh tantangan, mulai dari jalan berbatu licin, tanah becek akibat hujan deras, sungai deras yang harus diseberangi tiga kali, jurang curam di sisi jalur, hingga tebing terjal yang hanya bisa dilewati dengan bantuan tali.
Pos 1 hingga pos 3 mencakup sekitar dua kilometer dengan hutan lebat di kanan dan kiri jalur.
Perjalanan dari pos 3 hingga pos 5 harus melewati sungai deras sebanyak tiga kali, dengan batu licin yang membuat setiap langkah terasa berisiko.
Tantangan semakin berat di jalur pos 5 menuju pos 6, ketika tim harus menyusuri sungai sepanjang dua kilometer dan mendaki tebing curam dengan bantuan tali.
Lokasi berada di ketinggian lebih dari 600 meter di atas permukaan laut (MDPL), hutan lebat yang masih menjadi habitat asli harimau Sumatera.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.