Masyarakat Belum Tertarik Beli Mobil di Tengah Pandemi Covid-19, Lebih Prioritaskan Jaga Imunitas
Pembelian mobil baru belum masuk dalam prioritas masyarakat kelas menengah bawah.
Sementara itu warga kelas menengah yang menjadi sasaran untuk pembeli mobil pajak 0 persen mengaku tidak tertarik dengan kebijakan pemerintah.
Nia Ayu (27) mengatakan di tengah pandemi ini dirinya lebih memprioritaskan uangnya untuk kebutuhan darurat.
"Kayaknya kalau masa pandemi ini, tidak dulu (beli mobil) karena meski punya tabungan pun lebih baik disimpan dulu. Takut kedepan ada darurat butuh dana," kata dia.
Nia lebih memilih untuk menggunakan uangnya membeli kebutuhan pangan. Dan membeli masker atau hand sanitizer.
"Misalnya untuk memperbaiki gizi, inves ke hal-hal yang bisa meningkatkan imun atau beli vitamin, beli masker," sambungnya.
Pajak Mobil Baru 0 Persen Berlaku 3 Bulan, Selanjutnya 50-25 Persen
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, kebijakan berupa diskon pajak tersebut diberikan untuk mengambil momentum pemulihan ekonomi.
"Segmen tersebut dipilih karena merupakan segmen yang diminati kelompok masyarakat kelas menengah dan memiliki local purchcase di atas 70 persen," ujar Sri Mulyani.
Diskon pajak dilakukan secara bertahap sampai dengan Desember 2021 agar memberikan dampak yang optimal.
Dalam penerapannya, PPnBM akan diberlakukan nol persen pada Maret-Mei. Selanjutnya, diikuti insentif PPnBM sebesar 50 persen pada Juni-Agustus, dan 25 persen periode September-November 2021.
Besaran diskon pajak akan dievaluasi efektivitasnya setiap tiga bulan.
Baca juga: Insentif Pajak Diperpanjang Sampai dengan 30 Juni 2021
Baca juga: Komisi XI Pertanyakan Tujuan Pemberian Insentif Pajak untuk Mitra Lembaga Pengelola Investasi
Pemberian diskon pajak kendaraan bermotor ini didukung kebijakan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mendorong kredit pembelian kendaraan bermotor, yaitu melalui pengaturan mengenai uang muka (DP) 0 persen dan penurunan ATMR Kredit (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko).
Kombinasi kebijakan ini harapannya juga dapat disambut positif oleh para produsen dan dealer penjual untuk memberikan skema penjualan yang menarik agar potensi dampaknya semakin optimal.
Pemberian diskon pajak juga diharapkan mampu mengungkit kembali penjualan kendaraan mobil penumpang yang mulai bangkit sejak bulan Juli 2020.
"Diskon pajak ini juga berpotensi meningkatkan utilitas kapasitas produksi otomotif, mengungkit gairah Konsumsi Rumah Tangga (RT) kelas menengah dan menjaga momentum pemulihan pertumbuhan ekonomi yang telah semakin nyata."