Pertumbuhan Kendaraan Listrik Harus Didukung Penguatan Ekosistem dari Hulu ke Hilir
Data Korlantas Polri per Agustus 2025 mencatat jumlah mobil listrik telah mencapai 107.226 unit
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Adopsi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia tumbuh pesat dalam empat tahun terakhir.
Data Korlantas Polri per Agustus 2025 mencatat jumlah mobil listrik telah mencapai 107.226 unit, sementara sepeda motor listrik sebanyak 201.795 unit.
Dalam 2nd Automotive Electrical Indonesia Summit (AEIS) 2025, Project Management Unit Enhancing Readiness for The Transition to Electric Vehicles in Indonesia (ENTREV), Eko Adji Buwono, menekankan bahwa pertumbuhan ini harus diimbangi dengan penguatan ekosistem KBLBB secara menyeluruh, baik di hulu maupun hilir.
“Kita telah melihat ekosistem KBLBB tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kita juga diberkahi dengan komitmen kuat pemerintah untuk menjalankan transisi energi. PR-nya sekarang adalah bagaimana kita bisa memaksimalkan peluang dalam rantai pasok panjang KBLBB ini,” ujar Eko saat menjadi panelis di AEIS 2025, Jakarta belum lama ini.
Eko menyoroti dua aspek utama dalam ekosistem kendaraan listrik. Pertama, infrastruktur pengisian daya.
Saat ini jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) telah mencapai 4.134 unit, namun sebagian besar masih merupakan inisiatif pemerintah.
Karena itu, ia mendorong keterlibatan swasta agar persebaran SPKLU lebih merata dan mampu menjangkau wilayah lebih luas.
Kedua, industri hulu baterai. Menurut Eko, keberadaan sumber daya mineral strategis seperti nikel harus dioptimalkan untuk memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus memperkecil ketergantungan pada energi impor.
“Mindset transisi energi kita adalah memutus ketergantungan terhadap energi impor dan memaksimalkan sumber energi domestik. Hilirisasi mineral, khususnya nikel, harus terus dipacu karena menjadi kunci industri baterai KBLBB,” jelasnya.
Baca juga: Generasi Muda Punya Peran Penting Dorong Penggunaan Kendaraan Listrik, Ini Alasannya
Indonesia Pemain Kunci Global di Industri Nikel
Pandangan Eko turut diperkuat oleh General Secretary Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Meidy Katrin.
Menurutnya, produksi mineral untuk KBLBB di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir, menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain penting dalam rantai pasok global.
Katrin mencatat, sejak 2020 hingga kuartal III 2024, investasi yang masuk ke sektor nikel mencapai Rp514,80 triliun dengan 194 perusahaan yang sudah beroperasi.
Dengan cadangan dan produksi terbesar di dunia, nikel kini menjadi komoditas ekspor utama Indonesia, bahkan melampaui batubara, dan menguasai sekitar 64 persen pasar global.
“Permintaan global terhadap baterai kendaraan listrik terus meningkat. Karena itu, hilirisasi menuju produk katoda dan baterai domestik mutlak dilakukan agar posisi Indonesia sebagai pemain nikel global makin kuat,” tegas Katrin.
Generasi Muda Punya Peran Penting Dorong Penggunaan Kendaraan Listrik, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Kemenperin Pacu Produksi IMIP untuk Penuhi Permintaan Global dan Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik |
![]() |
---|
Pertumbuhan Kendaraan Listrik Perlu Diimbangi Pemerataan SPKLU |
![]() |
---|
Inovasi Teknologi Baterai EV Dorong Berkembangnya Ekosistem Kendaraan Listrik |
![]() |
---|
Mobil Listrik Entry-Level Kian Murah di GIIAS 2025, ENTREV: Ini Dorong Adopsi Massal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.