Minggu, 28 September 2025

Mobil Listrik Wajib Dirakit Lokal Mulai Tahun Depan, Belum Ada Vendor yang Diajak APM Bermitra

Hingga mendekati Desember ini, belum ada merek mobil listrik yang mengajak industri komponen otomotif lokal bermitra sebagai pemasok.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin
Tribunnews/Lita Febriani
NIHIL - Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM) Rachmad Basuki saat ditemui wartawan di Jakarta, Kamis (25/9/2025). Hingga saat ini, belum ada pabrikan EV yang menjalin kerja sama dengan pemasok komponen di dalam negeri. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasca berakhirnya insentif impor mobil listrik dari pemerintah di Desember 2025, pemasar mobil listrik di Indonesia wajib merelokasi produksi mobil listriknya secara lokal di Indonesia tahun 2026. 

Namun hingga mendekati Desember ini, belum ada merek mobil listrik yang mengajak industri komponen otomotif lokal bermitra sebagai pemasok.

Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM) Rachmad Basuki mengungkapkan, sejumlah produsen sebenarnya sudah menjajaki kemungkinan tersebut.

"Kalau beberapa (produsen EV) sudah ada yang assembler di Handal. Tapi yang paling besar volumenya BYD."

"Kita sudah pernah business matching dua atau satu tahun yang lalu. Sampai sekarang mungkin masih deal-deal kali ya. Tapi saat ini belum ada satu pun yang sudah deal untuk lokalisasi," jelas Basuki kepada Wartawan di Jakarta, Kamis (25/9/2025).

Diperkirakan hambatan utama ada pada persoalan biaya dan skema pembayaran yang ditawarkan, sehingga belum ada produsen komponen lokal yang diajak bermitra.

"Kayaknya masalah cost kali. Jadi cost-nya mungkin belum ada sepakat. Yang kedua bisa jadi cara bayarnya. Kalau istilah itu term of payment-nya. Jadi mungkin kalau di China itu kan memang term of payment-nya agak lama."

"Kita mungkin supplier-supplier kita itu sudah kebiasaan dengan industri yang existing, term of payment-nya kan sebulan. Kalau diminta lebih lama dia (supplier) nanggung cost-nya. Nah itu yang mungkin belum deal," jelas Basuki.

Baca juga: Insentif Mobil Listrik Dihapus Tahun Depan, Harga Jual EV Bisa 30 Persen Lebih Mahal     

Basuki menyebut, hingga kini belum ada pabrikan EV yang benar-benar bermitra dengan para anggota GIAMM untuk lokalisasi komponen.

"Belum ada sampai sekarang. Jadi mereka masih assembling saja, kalau yang sudah assembling di sini. Yang mau nge-assembling di sini itu mungkin ya nyari lokalisasi, cuma mungkin belum cocok saja," ujarnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan