Pabrik Suzuki Cikarang Jadi Basis Ekspor Fronx untuk Pasar ASEAN
Pabrik Suzuki di Cikarang, Jawa Barat, kini menjadi basis produksi SUV kompak Suzuki Fronx untuk pasar negara-negara ASEAN.
Ringkasan Berita:
- Pabrik Suzuki di Cikarang, Jawa Barat, kini menjadi basis produksi SUV kompak Suzuki Fronx untuk pasar negara-negara ASEAN.
- Total volume ekspor Fronx mencapai 30.000 unit untuk volume pengiriman sampai tahun 2027 mendatang.
- Ekspor Fronx akan berkontribusi terhadap 30 persen terhadap ekspor mobil Suzuki hingga 2027.
TRIBUNNEWS.COM, CIKARANG - Pabrik Suzuki di Cikarang, Jawa Barat, kini menjadi basis produksi SUV kompak Suzuki Fronx untuk pasar negara-negara ASEAN.
Suzuki Fronx produksi Cikarang diekspor ke sejumlah negara ASEAN seperti Malaysia, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam dan Filipina yang seremoni pengiriman ekspornya dilakukan hari ini oleh Wakil Menteri Perindustrian Faiso Riza di pabrik Cikarang, Selasa, 18 November 2025.
Total volume ekspor Fronx mencapai 30.000 unit untuk volume pengiriman sampai tahun 2027 mendatang.
Selain mengekspor Fronx, Suzuki juga mengekspor motor underbone Satria sebanyak 150.000 unit ke negara-negara ASEAN untuk volume pengiriman sampai tahun 2027 yang seremoni ekspor perdananya juga dilakukan hari ini.
Pabrik Suzuki di Cikarang merupakan satu dari tiga pabrik Suzuki di Indonesia. Dua pabrik lainnya berlokasi di Tambun Jawa Barat.
Selain memproduksi SUV Fronx, pabrik Suzuki Cikarang juga memproduksi SUV XL7 dan MPV Suzuki Ertiga.
Momen seremoni ekspor Fronx dan motor Satria hari ini menjadi pembuktian kapabilitas Suzuki beserta ekosistem rantai pasok pendukung pada kancah industri otomotif nasional maupun global.
“Ekspor perdana Fronx dan Satria adalah bentuk nyata dari kesiapan Indonesia untuk bersaing pada pasar Internasional," kata Minoru Amano, President Director PT Suzuki Indomobil Motor yangjuga President Director PT Suzuki Indomobil Sales.
Kami memproduksi kendaraan berstandar global serta mampu menyesuaikan dengan regulasi negara tujuan. Langkah maju ini menegaskan peran Indonesia sebagai salah satu basis produksi strategis Suzuki di Asia Tenggara," lanjut Minoru Amano.
Baca juga: Suzuki Lepas Ekspor SUV Fronx dan Motor Satria ke Pasar ASEAN
Keterlibatan Pemerintah pada seremoni turut menegaskan sinergi kuat antara regulator dan pelaku industri. Dengan memperkuat ekspor, Suzuki menunjukkan kapabilitas beserta daya saing yang lebih handal ditengah kompetisi merek serta bisnis otomotif dalam negeri.
Sebagai kontributor ekspor sektor manufaktur (non-migas), Suzuki memproyeksikan pendapatan dari kedua produk otomotif tersebut untuk penerimaan devisa negara.
Menurut kalkulasi internal Suzuki, ekspor Fronx akan berkontribusi terhadap 30 persen terhadap ekspor mobil Suzuki hingga 2027.
Sedangkan ekspor motor Satria akan mampu berkontribusi 60 persen dari keseluruhan ekspor sepeda motor Suzuki hingga 2027.
Negara-negara di Asia Tenggara akan menjadi destinasi utama ekspor Fronx dan Satria di tahap awal. Fronx diekspor untuk menjawab tren SUV global yang saat ini bertumbuh. Sedangkan Satria dapat memenuhi hasrat publik sejumlah negara terhadap sepeda motor performa tinggi.
Rata-rata kandungan komponen dalam negeri (TKDN) Fronx saat ini lebih kurang 63 persen dan 82 persen untuk TKDN Satria.
Suzuki sudah mengekspor mobil sejak lama. Ekspor perdana mobil Suzuki dimulai di tahun 1993 dengan pengiriman model ekspor perdana Carry Futura dan motor bebek 2 tak Suzuki RC100.
Khusus tahun 2025 sendiri, Suzuki menargetkan ekspor 40.000 unit mobil dan 30.000 unit sepeda motor dalam bentuk utuh atau Completely Built Up (CBU) serta terurai atau Completely Knock Down (CKD).
Sejak tahun 1993, Suzuki telah mengekspor 0,8 juta mobil dan 1,5 juta sepeda motor ke 100 lebih negara tujuan ekspor di Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, Oseania, Afrika dan Eropa.
Pabrik Suzuki Cikarang saat ini fokus memproduksi mobil dan pabrik Tambun 2 fokus memproduksi kendaraan niaga ringan Carry Pick Up dan pabrik Tambun 1 memproduksi sepeda motor. Total investasi yang telah ditanamkan mencapai Rp22 triliun lebih.
Proses produksi mobil Suzuki meliputi pressing, welding, painting, assembling, hingga final inspection. Secara bersamaan, Suzuki juga memproduksi mesin, transmisi, dan kursi sendiri melalui fasilitas powertrain serta kursi.
Produksi kendaraan Suzuki melibatkan 800-an mitra pemasok lokal yang didominasi investor domestik dengan porsi 55 persen di mana 32 persen diantaranya adalah pemasok dari kategori Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Proses manufaktur Fronx menggunakan robot-robot canggih, serta melewati fase pengetesan untuk teknologi terbaru seperti Advanced Driving Assistance System dengan 3D scanning guna memastikan kepresisisan body kendaraan selalu konsisten sesuai standar.
Suzuki meraih status Authorized Economic Operator (AEO) yang merupakan sertifikasi dari Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan RI sebagai perusahaan yang patuh dan kooperatif pada regulasi yang berlaku di Indonesia.
| Pertarungan Panas SUV Compact Hybrid di GIIAS 2025, Suzuki Fronx vs Rocky Hybrid |
|
|---|
| Suzuki Fronx Jadi Primadona di GIIAS 2025, Ada Promo Menarik untuk Konsumen |
|
|---|
| Suzuki Fronx Varian GL Bisa Dicicil Rp5 Jutaan Per Bulan |
|
|---|
| Suzuki Serah Terima 55 Unit SUV Fronx ke Konsumen Jabodetabek |
|
|---|
| Cara Kerja Dual Sensor Brake Support II, Teknologi Pencegah Tabrakan di Suzuki Fronx |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.