Selasa, 25 November 2025

Hyundai Ingatkan Brand China Jangan Perang Harga, Ada Risiko Pasar Bisa Goyah

Hyundai memperingatkan potensi goyahnya pasar otomotif Indonesia karena praktik perang harga oleh brand otomotif China.

Penulis: Andreas Jelita
Editor: Choirul Arifin
Tribunnews.com/dok. Hyundai
WASPADAI PERANG HARGA - President Director PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), Ju Hun Lee memperingatkan potensi goyahnya pasar otomotif Indonesia karena praktik perang harga oleh brand otomotif China. 

Ringkasan Berita:
  • President Director PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), Ju Hun Lee memperingatkan potensi goyahnya pasar otomotif Indonesia karena praktik perang harga oleh brand otomotif China.
  • Fenomena serupa sebelumnya sudah mengguncang Thailand, salah satu pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara.

 

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Masuknya sejumlah merek otomotif China ke Indonesia dua tahun terakhir telah memicu dinamika baru di pasar kendaraan roda empat di Indonesia.

Sepanjang 2025, kompetisi harga sangat tajam setelah sejumlah pemain baru menawarkan model berfitur lengkap dengan harga di bawah rata-rata mobil sejenis di segmennya.

Fenomena serupa sebelumnya sudah mengguncang Thailand, salah satu pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara.

Perang harga membuat penjualan nasional tersendat. Kekhawatiran fenomena yang terjadi di Thailand dikhawatirkan juga terjadi di Indonesia dan memicu kekhawatiran sesama pabrikan.

President Director PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), Ju Hun Lee menilai sikap agresif pabrikan otomotif China memang tak terhindarkan, namun tidak mungkin berlangsung terus-menerus tanpa batas.

"Kompetisi dengan China, kita cukup memantau saja di dunia sejauh ini. Karena kita sendiri juga percaya bahwa tidak mungkin mereka terus-menerus akan berperang dengan harga dan terus-menerus menurunkan harga."

"Pastinya akan ada pengeluaran dan segala macam yang menjadi pertimbangan. Jadi saat ini dari Hyundai kita wait and see," kata Lee kepada Wartawan di Tangerang, Jumat (21/11/2025).

Lee menjelaskan, kondisi pasar otomotif Indonesia saat ini, di mana penjualan terus menurun, bukan semata dipengaruhi oleh kompetisi agresif dari China.

Faktor produksi nasional yang meningkat juga memberi warna, meski kenaikan tersebut lebih banyak ditopang oleh produksi untuk ekspor ketimbang penjualan domestik.

"Dua hal sebenarnya kenapa kondisi pasar menjadi seperti ini. Hal yang pertama, secara total manufacturing kita itu naik. Tapi naiknya itu tidak hanya melihat domestik, ternyata naiknya itu banyak untuk ekspor," imbuhnya.

Ia berharap ke depan Gaikindo dan pemerintah dapat menyeimbangkan dukungan terhadap pasar domestik agar tidak tergerus oleh tekanan eksternal.

Baca juga: Punya Desain Real SUV, Jaecoo Banderol J5 EV Cuma Rp249 Jutaan

Faktor kedua, yang menurutnya makin mengubah peta pasar adalah invasi merek-merek China yang merambah hampir semua segmen. Ia merujuk kondisi Thailand yang pasar otomotifnya menjadi goyah akibat perang harga berkepanjangan.

"Kalau kita mengacu ke Thailand, kita lihat marketnya sendiri akhirnya menjadi goyah karena perang harga yang disebabkan oleh masuknya China brand yang makin hari makin banyak sehingga membuat pasar makin turun, yang tidak ada endingnya."

"Jad,i khawatirnya di Indonesia akan menjadi seperti ini juga. Yang kita harapkan tidak sama seperti di Thailand," ungkap Lee.

Baca juga: Harga Chery J6T Mulai dari Rp 525.000.000, SUV Listrik dengan 2 Opsi Penggerak

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved