Ini Bentuk dan Penyebab Terjadinya Kekerasan Seksual di Tempat Kerja
Agar lebih waspada, yuk kenali bentuk-bentuk dan penyebab terjadinya kekerasan di tempat kerja menurut psikolog ini!
Parapuan.co – Kawan Puan, pencegahan kekerasan seksual di tempat kerja penting sekali untuk dilakukan.
Pasalnya kekerasan seksual bisa terjadi di mana saja, termasuk dunia profesional di tempat kerja.
Padahal, tempat kerja seharusnya memiliki peran penting dalam menjamin keamanan serta menciptakan ruang aman bagi seluruh pekerjanya.
Baca Juga: Terjadi Kekerasan Seksual di Tempat Kerja, Ini yang Harus Dilakukan Perusahaan
Never Okay, sebuah inisiatif yang menentang pelecehan seksual di tempat kerja, melakukan survei kuantitatif yang mendapati 94 persen dari 1.240 responden mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.
Sekitar 76% pernah mengalami pelecehan lisan; 42% mengalami pelecehan isyarat; 26% mengalami pelecehan tertulis/gambar; 13% lingkungan kerja yang tidak bersahabat; 7% ditawari imbalan untuk melakukan sesuatu; 1% penyerangan seksual; dan 2% lainnya.
Survei dilakukan antara 19 November hingga 9 Desember 2018 secara online, survei ini membuktikan pelecehan seksual di tempat kerja adalah sesuatu yang sangat sering ditemui.
Maria Puspita, Associate Psikolog di Yayasan Pulih, mengatakan setiap individu di dalam perusahaan memiliki peran untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman.
Selain itu, melakukan upaya pencegahan serta penanganan terhadap kekerasan seksual yang terjadi di tempat kerja.
“Kesadaran dan pemahaman bersama mengenai kekerasan seksual dan bentuk-bentuk kekerasan seksual merupakan langkah awal untuk mengidentifikasi dan mencegah terjadinya kekerasan yang dapat terjadi di tempat kerja,” ujar Maria dalam Webinar Obrolan Kantor: Seberapa Aman Kantormu dari Kekerasan Seksual, Rabu (28/07/2021).
Bentuk kekerasan seksual di tempat kerja
1. Quid Pro Quo (ini untuk itu)
Melibatkan tindakan seksual yang dilakukan secara tegas atau implisit sebagai suatu syarat hubungan kerja.
Selain itu, sebagai dasar dibuatnya keputusan dalam hubungan kerja yang mempengaruhi individu.