Selasa, 9 September 2025

Profil Poppy Dihardjo, Pejuang Hak Ibu Tunggal yang Alami Diskriminasi

Mengenal lebih dalam sosok Poppy Dihardjo, pencetus petisi viral Ibu Tunggal Berhak Namanya Ditulis di Ijazah Anak.

Penulis: Fira Firoh
Editor: Farizul Fikri
Ilustrasi Parapuan Foto 2021-12-08 22:00:42 

Parapuan.co- Diketahui sempat viral sebuah petisi yang berjudul Ibu Tunggal Berhak Namanya Ditulis di Ijazah Anak, Stop Diskriminasi di Dunia Pendidikan!.

Petisi yang viral di Change.org tersebut, ternyata dibuat oleh seorang ibu tunggal atau single mom yang bernama Poppy R. Dihardjo.

Melansir dari parapuan.co, perempuan yang akrab disapa Poppy tersebut, mengaku kerap mengalami diskriminasi karena gendernya.

Kemudian ia becerita tentang pengalaman hidupnya sebagai seorang perempuan.

Baca juga: Lowongan Kerja BUMN Bina BNI untuk Lulusan SMA, Simak Persyaratannya!

Ibu satu anak ini diketahui sudah lama tertarik di dunia isu perempuan seperti feminisme.

"Sebenarnya aku sudah concern ke dunia isu perempuan sejak kuliah. Cuma dulu nggak pernah tahu cari teman di mana yang punya pemikiran yang sama," ujar Poppy mengutip dari wawancaranya dengan PARAPUAN pada Minggu (5/12/2021).

Poppy mengaku tertarik memperdalam isu tersebut berangkat dari pengalaman hidupnya sebagai seorang perempuan.

"Aku tertarik dengan isu perempuan, juga berawal dari apa yang aku rasakan di rumah. Aku lahir di keluarga Jawa yang artinya perempuan itu kelas dua dibanding anak laki-laki," tambahnya.

Selain mendapat diskriminasi saat akan mengurus ijazah anaknya, Poppy juga mengaku kerap mendapatkan sikap tersebut sejak dulu.


"Semua anak laki-laki di keluargaku itu sarjana dan insinyur. Sedangkan semua anak perempuan di keluargaku putus sekolah kecuali aku. Bahkan aku sampai disuruh berhenti kuliah dan mengalah untuk sekolah adikku yang laki-laki," cerita Poppy.

Sejak SMP, sang kakak yang membiayai pendidikannya karena sang ayah telah tiada.

Untuk bersekolah, ia harus berusaha keras meyakinkan sang kakak untuk membiayai pendidikannya.

"Aku sendiri hanya berhasil dibiayai sampai D3, itu pun berderai air mata sampai aku mohon-mohon "Nggak akan rugi nguliahin aku. Kalau aku hanya lulus SMA, kemungkinan kesempatanku punya pekerjaan dan karier yang bagus akan rendah. Sebelum lulus kuliah, aku juga akan cari uang sendiri untuk membiayai kuliahku". Dan itu kejadian," tambahnya.

Halaman
123
Sumber: Parapuan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan