Cut Meutia, Pahlawan Nasional Perempuan Aceh yang Ahli dalam Strategi Perang
Ahli dalam strategi perempuan, inilah sosok Cut Meutia yang merupakan pahlawan nasional perempuan dari Aceh.
Penulis:
Fira Firoh
Lalu ia bersama Chik Muhammad memimpin serangan melawan Belanda pada 1899.
Menanggapi serangan dari keduanya, pasukan Belanda kebingungan harus berbuat apa.
Namun dua tahun setelahnya, Cut Meutia dan Chik Muhammad bersama pasukannya tidak lagi bergerak.
Belanda mengira mereka sudah kehilangan semangat untuk melakukan perlawanan. Sayangnya, dugaan Belanda salah.
Baca juga: Hari Kowal, Mengenal Malahayati Si Laksmana Laut Perempuan Pertama
Pada 1901, Cut Meutia dan Chik Muhammad kembali melakukan serangan mendadak dan berhasil menghancurkan pertahanan Belanda di sana.
Atas keberhasilannya ini, Teuku Chik Muhammad diangkat menjadi Bupati Keureutoe oleh Sultan Aceh.
Pada 1905, Chik Muhammad ditangkap dan ditembak mati oleh pasukan Belanda.
Usai suami kedua meninggal, Cut Meutia menikah lagi dengan Pang Nanggroe.
Bersama suami ketiganya, Cut Meutia melanjutkan kembali perlawanan dengan penjajahan Belanda.
Ia bersama Pang Nanggroe bergabung dengan pasukan lainnya di bawah pimpinan Teuku Muda Gantoe.
Namun saat mendapat serangan dari Korps Marechausee, satuan militer bentukan kolonial Hindia Belanda, di Paya Ciem, Cut Meutia bersama para pejuang perempuan lainnya melarikan diri ke hutan.
Lalu Pang Nanggroe melanjutkan perlawanan hingga tewas pada 26 September 1910.
Mengetahui hal tersebut, Cut Meutia bangkit dan terus melakukan perlawanan dengan sisa-sisa pasukan yang ada sebanyak 45 orang dan 13 senjata.
Cut Meutia berhasil menyerang dan merampas pos-pos kolonial sambil bergerak menuju Gayo melintasi hutan belantara.