Ternyata, Ramadan Bersama Keluarga Menjadi Kemewahan yang Tidak Dimiliki Semua Orang
Melalui program ABC Dapur Bersama Ibu, Heinz ABC Indonesia mengajak masyarakat untuk berbagi kehangatan masakan ibu.
Penulis:
Yussy Maulia
Parapuan.co – Bagi sebagian besar orang, Ramadan menjadi momen untuk berkumpul bersama keluarga. Salah satu momen yang paling dinanti-nantikan adalah rutinitas makan bersama, baik saat sahur maupun berbuka puasa.
Sayangnya, tidak semua orang bisa merasakan indahnya berkumpul bersama keluarga saat bulan puasa. Sebagian dari mereka terpaksa harus terpisah jauh dari keluarga untuk menempuh pendidikan atau mencari nafkah.
Rasa kesepian seakan semakin runyam karena merindukan masakan rumah. Tak dapat dimungkiri, masakan ibu selalu punya keistimewaan di hati.
Kawan Puan mungkin menjadi salah satu dari jutaan orang yang merasakan pengalaman serupa. Namun, tak perlu merasa cemas berlebihan, sebab Kawan Puan tidak sendirian.
Baca Juga: Tubuh Tetap Fit, Ini Tips agar Tidak Gampang Ngantuk saat Puasa
Hestia (28) adalah salah satu dari sekian banyak orang yang terpaksa menjalani Ramadan sendirian di perantauan. Bagi perempuan yang bekerja sebagai tenaga kesehatan (nakes) di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta tersebut, ini adalah pertama kalinya dia tinggal jauh dari rumah.
“Sering kesepian, tapi teman-teman kerja hampir semuanya sudah berkeluarga. Ada, sih, keinginan untuk mengajak buka bersama (bukber), tapi sungkan karena mereka juga pasti ingin berbuka sama suami dan anak di rumah,” kata perempuan yang akrab dipanggil Tia kepada Parapuan, Selasa (4/4/2023).
Apalagi, jadwal shift kerja nakes tidak menentu, sehingga Tia kerap kesulitan untuk mencari waktu yang pas untuk melakukan bukber dengan rekan kerjanya.
Selain Hestia, ada juga Alfi (26) yang harus merayakan momen Ramadan dan Lebaran sendirian tanpa kehadiran sang ibu.
Baca Juga: 5 Alasan Pentingnya Memperhatikan Asupan Air Putih Saat Puasa
“Saya kehilangan ibu saya pada awal 2021 akibat wabah Covid-19. Jadi, (tahun) ini adalah Ramadan ketiga saya tanpa beliau,” ungkap Alfi.
Kendati sudah dua tahun berlalu, Alfi mengaku masih belum terbiasa merayakan Ramadan dan Lebaran tanpa sang ibu. Terlebih, dirinya sudah kehilangan sang ayah sejak masih berada di bangku sekolah, sehingga dia kerap merasa kesepian.
“Kadang ikut senang melihat teman-teman buka bersama dengan keluarga mereka. Kalau boleh mengajukan satu permintaan, jujur saya ingin kembali ke masa lalu ketika orangtua masih ada, sehingga bisa merayakan Ramadan bersama,” sambung Alfi.
Kendati menjalani puasa jauh dari maupun tanpa keluarga, bukan berarti makna dan esensi ibadah di bulan Ramadan hilang begitu saja. Ada banyak cara untuk membuat Ramadan lebih bermakna, salah satunya dengan berbagi. Contohnya, kepada mereka yang harus menjalani Ramadan jauh dari rumah seperti Tia dan Alfi.
Sumber: Parapuan
Niat Puasa Ayyamul Bidh Bulan Agustus 2025, Laksana Puasa Sepanjang Masa |
![]() |
---|
Bermodal Program Asta Cita, Ramadhan Pohan Yakin Prabowo Mampu Bawa RI Jadi Bangsa yang Kuat |
![]() |
---|
Kalender Hijriah Penanggalan Bulan Agustus 2025, Disertai Jadwal Puasa Sunnahnya |
![]() |
---|
Puasa Ayyamul Bidh Bulan Agustus 2025, Ini Jadwal dan Bacaan Niatnya |
![]() |
---|
Bolehkah Melaksanakan Puasa Ayyamul Bidh Hanya 1 atau 2 Hari Saja? Berikut Hukum dan Penjelasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.