Tak Lagi Tabu, Tanam Jenggot dan Alis Jadi Perawatan Pria yang Paling Diminati di Tahun 2025
Tren tanam jenggot dan alis mulai mencuat dalam dua tahun terakhir, khususnya pada pria usia 25 sampai 40 tahun.
Penulis:
Yussy Maulia
Editor:
Sheila Respati
Parapuan.co – Prosedur tanam rambut kini tak lagi terbatas untuk mengatasi kebotakan di kepala. Seiring meningkatnya kesadaran pria terhadap penampilan mereka, prosedur ini mulai banyak diminati untuk area wajah, seperti jenggot dan alis.
Permintaan tersebut pun terus meningkat, terutama dari kalangan profesional muda yang ingin mempertegas karakter wajah dengan tampilan alami.
Menurut dokter spesialis transplantasi rambut di Integrafts Hair Transplant Center, dr Cynthia Lawrence M.Biomed (AAM), tren tanam jenggot dan alis mulai mencuat dalam dua tahun terakhir.
“Permintaan tanam jenggot dan alis cukup signifikan, khususnya dari pria usia 25 sampai 40 tahun. Motivasinya beragam, mulai dari membentuk tampilan yang lebih maskulin sampai memperbaiki struktur wajah karena rambut yang tumbuh tidak merata,” ungkapnya dalam keterangan resmi yang diterima Parapuan, Jumat (20/6/2025).
Prosedur ini umumnya menggunakan teknik transplantasi rambut Follicular Unit Extraction (FUE) dan Direct Hair Implantation (DHI), di mana folikel rambut diambil dari area donor di bagian belakang kepala dengan teknik FUE, lalu ditanamkan secara teliti ke jenggot atau alis dengan teknik DHI.
Di Integrafts, pendekatan yang digunakan tidak hanya fokus pada hasil tumbuh, tapi juga estetika desain agar proporsi dan arah tumbuh rambut terlihat senatural mungkin.
“Setiap wajah punya struktur dan karakter unik. Jadi, desain alis dan jenggot tidak bisa disamaratakan. Kami mulai dengan analisis wajah dan diskusi terbuka tentang harapan pasien. Desain menjadi kunci agar hasilnya tampak seperti bagian alami dari wajah mereka, bukan sekadar ditanam,” jelas dr Cynthia.
Menurut dr Cynthia, pasien yang datang ke Integrafts Hair Transplant Center tidak hanya dari Jakarta, tetapi juga dari berbagai kota besar di Indonesia, seperti Surabaya, Denpasar, Balikpapan, hingga Batam. Bahkan, sejumlah pasien berasal dari luar negeri, termasuk Jepang, Australia, Rusia, Amerika Serikat, dan beberapa negara lainnya.
“Mereka biasanya mencari layanan yang tak hanya memberikan hasil maksimal, tapi juga menjamin kenyamanan selama tindakan serta proses pemulihan yang cepat,” ungkapnya.
Dari sisi prosedur, transplantasi alis dan jenggot dilakukan tanpa perlu rawat inap. Selama tindakan berlangsung, pasien bahkan bisa menikmati hiburan seperti menonton film atau bermain game. Proses pemulihannya pun relatif singkat.
“Kebanyakan pasien bisa kembali beraktivitas ringan dalam 2-3 hari. Selain itu, karena tidak ada luka besar atau jahitan, rasa percaya diri tetap terjaga sejak hari pertama,” tambah dr Cynthia.
Selain alasan estetika, prosedur tanam jenggot dan alis juga kerap dilakukan untuk keperluan rekonstruksi. Misalnya pada pasien yang memiliki bekas luka, trauma, atau kondisi medis tertentu yang menyebabkan rambut tidak dapat tumbuh kembali secara alami. Bahkan, beberapa kasus melibatkan pasien pascaoperasi yang mengalami kerontokan permanen.
Rambut yang ditanam akan mengalami fase rontok alami sekitar minggu ketiga, sebagai bagian dari proses regenerasi folikel. Setelah itu, rambut baru mulai tumbuh secara bertahap dalam 4 hingga 6 bulan, mengikuti pola alami rambut pasien.
Sumber: Parapuan
Mengenal HIFU Linear Z: Teknologi Korea yang Mengubah Wajah Industri Estetika Indonesia |
![]() |
---|
3 Penyebab Kulit Kering dan Tertarik Usai Mencuci Wajah |
![]() |
---|
Jangan Abaikan Pertumbuhan Gigi Anak, Jaga Sejak Dini |
![]() |
---|
Di GIIAS 2025 Pengunjung Bisa Lihat Proses Detailing Mobil, Cegah Risiko Karat |
![]() |
---|
Wajah Lebih Segar Tanpa Operasi, Ini Tren Baru Perawatan Antiaging Minim Invasif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.