Rabu, 20 Agustus 2025

Pesan Fanny Kondoh untuk Perempuan yang Masih Berjuang Mendapat Keturunan: Kalian Tak Sendirian

Bisa dibayangkan perasaan Fanny kehilangan suami dalam kondisi hamil. Kendati demikian, ia percaya rencana Tuhan selalu yang terbaik. 

IG @fannykondoh
DUKUNG SESAMA WANITA - Sandy Purnamasari memeluk Fanny Kondoh, yang baru saja melahirkan anak pertamanya pada awal Juli lalu. Ia percaya Fanny adalah wanita kuat yang bisa menjadi ibu sekaligus ayah bagi anak yang dilahirkannya. 

Pesan Fanny Kondoh untuk Perempuan yang Masih Berjuang Mendapat Keturunan: Kalian Tak Sendirian

Willem Jonata/Tribunnews.cm

TRIBUNNEWS.COM - Dalam rangka peringatan HUT ke-80 RI, Fanny Kondoh dipilih sebagai duta Pejuang Dua Merah, program yang digagas Sandy Purnamasari, sebagai wujud dukungan bagi perempuan Indonesia yang berjuang memperoleh buah hati.

Dua merah merujuk dua garis merah pada alat tes kehamilan yang menandakan hasil positif hamil. 

Fanny dipilih sebagai duta karena kisah hidupnya yang menyentuh.

Baca juga: Aurelie Moeremans Umumkan Kehamilan Anak Pertama, Sang Suami Spontan Loncat Kegirangan 

Selama sembilan tahun, Fanny menjadi pejuang dua garis merah. Ia bersama suaminya, Hajime Kondoh, tiga kali mengikuti program bayi tabung hingga dinyatakan hamil.

Namun, malang tak bisa ditolak. Sang suami, yang dikenal sebagai Papa Udon, meninggal dunia.

Bisa dibayangkan perasaan Fanny kehilangan suami dalam kondisi hamil. Kendati demikian, ia percaya rencana Tuhan selalu yang terbaik. 

Fanny Kondoh berusaha kuat dan tenang menjalani masa kehamilan hingga akhirnya melahirkan anak pertamanya, Kamis (3/7/2025). Anaknya disapa Baby Udon. 

Kini kisah hidupnya menjadi simbol kekuatan, kesabaran, dan harapan bagi banyak perempuan Indonesia.

Fanny ingin semua perempuan yang berjuang memperoleh keturunan tahu, bahwa mereka tidak sendirian.

“Perjuangan mendapatkan keturunan bukan hal mudah. Saya ingin setiap perempuan tahu bahwa mereka tidak sendirian. Mimpi menjadi seorang ibu, kini tak hanya doa, tapi benar-benar bisa menjadi nyata,” kata Fanny Kondoh.

Melalui program Pejuang Dua Merah, Sandy Purnamasari selaku founder MS Glow berharap dapat menginspirasi lebih banyak perempuan untuk terus berjuang dengan semangat dan keyakinan, serta menemukan kekuatan dalam kebersamaan.

"Kami akan memberikan dukungan menyeluruh kepada perempuan Indonesia yang tengah berjuang garis dua. Kami ingin setiap perempuan yang sedang menantikan hadirnya buah hati merasa dikuatkan dan ditemani," ucap Sandy.

Peserta terpilih akan memperoleh pendampingan mental dan psikologis, karena perjalanan menuju garis dua sering kali penuh tekanan emosional, rasa cemas, hingga perasaan terisolasi. 

Menurut dia, dukungan ini penting agar para pejuang tetap memiliki kekuatan mental, rasa optimis, serta lingkungan yang suportif.

"Kami juga akan hadir dengan dukungan program kehamilan hingga persalinan, mendampingi proses medis dan kehamilan, memberikan rasa aman, bimbingan, serta akses informasi yang tepat," terangnya.

Kombinasi dukungan emosional dan medis ini dipilih karena perjuangan mendapatkan buah hati bukan hanya soal fisik, tetapi juga kesiapan mental.

Sandy Purnamasari memeluk Fanny Kondoh
DUKUNG SESAMA WANITA - Sandy Purnamasari memeluk Fanny Kondoh, yang baru saja melahirkan anak pertamanya pada awal Juli lalu. Ia percaya Fanny adalah wanita kuat yang bisa menjadi ibu sekaligus ayah bagi anak yang dilahirkannya.

Kisah Fanny Kondoh

Fanny Kondoh sempat viral di media sosial TikTok setelah mengumukan kabar duka dan bahagia.

Pertama, sang suami meninggal dunia. Kabar berikutnya, yakni kehamilan Fanny yang dinantikan selama 9 tahun usia pernikahan.

Fanny Kondoh sendiri dikenal sebagai seleb TikTok yang terkenal berbagi sedekah pada para pekerja jalanan.

Konten Fanny Kondoh dimulai sejak 2020. Tahun dimana Indonesia dilanda pandemi Covid-19.

Masa tersebut membuat Fanny Kondoh berniat menyedekahkan sebagian rejekinya untuk dijadikan makanan untuk dibagi.

Sosok suami, yang kerap disapa Papa Udon pun merestui keinginan istrinya.

Selain konten berbagi, Fanny Kondoh dan Papa Udon merupakan pasangan suami istri yang tengah berjuang memiliki keturunan.

Sejak menikah pada tahun 2017, keduanya sudah berjuang tiga kali melalui program bayi tabung.

Meski keinginan memiliki anak begitu besar, Fanny Kondoh memilih mengirimkan doa untuk sang suami ketika berbagi sedekah.

"Tiap hari malah niatannya 'ya Allah aku sedekah makanan ini demi kesembuhan suami aku, pada saat itu suami aku udah cancer," ungkap Fanny Kondoh saat menjadi bintang tamu di podcast CURHAT BANG Denny Sumargo pada Selasa (18/2/2025).

Papa Udon, suaminya, diketahui mengidap kanker kandung kemih.

Perjuangan Papa Udon, alias pria yang bernama Hajime Kondoh tersebut berakhir saat dinyatakan meninggal dunia pada 15 Oktober 2024 sekira pukul 23.33 WIB.

Kabar duka tersebut juga diraskaan warganet TikTok. Namun setelah hampir empat bulan wafat, Fanny Kondoh justru membagikan kabar bahagia.

Ia memamerkan garis dua dan hasil USG di depan makam Papa Udon.

"Katanya ustad kalo aku sedekah ke janda hamil yang ditinggal mati suaminya doanya mustajab biar papa Udon cepet sembuh.

"Ternyata enggak lama janda hamil yang suaminya meninggal 'itu aku'. Rasulluloh lahir aja yatim kan ya Allah , pasti baby udon engkau jaga dan engkau pelihara kan," kata Fanny.

Melalui podcast bersama Denny Sumargo, kehamilan Fanny didapat setelah melakukan bayi tabung ketiga.

Transfer embrio telah dilakukan, sayangnya saat Fanny dinyatakan positif hamil, sang suami Papa Udon telah meninggal dunia.

Sebelum menjadi konten kreator, Fanny Kondoh merupakan seorang kasir di Marugame Udon yang mempertemukannya dengan Papa Udon.

Namun Fanny memilih resign dan memutuskan untuk aktif di media sosial.

Selain itu, Fanny juga fokus menemani sang suami yang didiagnosa kanker.

Ia juga bekerja di bidang asuransi dan menjadi brand ambassador sejumlah produk.

Sementara Papa Udon adalah pria berkebangsaan Jepang yang memiliki nama Hajime Kondoh.

Hajime Kondoh merupakan Presdir Marugame Udon atau CEO PT Sriboga Marugame Indonesia.

Ia menjabat sebagai CEO sejak 2021. Sebelumnya Hajime Kondoh menduduki jabatan sebagai General Manager.

Hajime dan Fanny menikah pada tahun 2017. Hajime berstatus duda tiga anak saat mempersunting Fanny.

Pada tahun 2024, Hajime Kondoh memilih menetap di Indonesia bersama sang istri.

Namun, sebelum tinggal di Indonesia, ternyata Hajime Kondoh sudah sempat tinggal di beberapa negara.

Ia pernah bekerja dan tinggal di China, Korea, Vietnam, Australia, hingga Amerika Serikat.

Hanya saja, Hajime Kondoh lebih memilih untuk tinggal di Indonesia.

Ia pun membangun rumah tangga bersama Fanny Kondoh, yang juga rekan kerjanya di Marugame.

Namun, takdir berkata lain. Hajime Kondoh meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker kandung kemih sejak tahun 2020.

Diketahui Pria asal Jepang itu mengembuskan napas terakhirnya saat menjalani perawatan di Tzu Chi Hospital, Jakarta Utara, pada 15 Oktober 2024, sekira pukul 23.33 WIB.

Sebelum meninggal dunia, Papa Udon sempat mengelus perut istrinya dan berdoa agar Fanny benar-benar hamil agar bayinya kelak bisa menggantikan dirinya.

 

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan