Kamis, 28 Agustus 2025

Mengenal Warisan Budaya Subak di Bali: Pengertian, Filosofi, dan Nilai Budaya Subak

Subak merupakan warisan budaya di Bali yang ada sejak beratus tahun lalu sebagai bentuk kemandirian masyarakat dalam mengatasi persoalan air irigasi.

Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Subak Jatiluwih, Penebel, Tabanan. Mengenal Warisan Budaya Subak di Bali: Pengertian, Filosofi, dan Nilai Budaya Subak 

Sistem irigasi subak dibangun oleh masyarakat Bali sejak beratus tahun lalu sebagai bentuk kemandirian masyarakat dalam mengatasi persoalan air irigasi.

Semua persoalan pertanian dibahas secara musyawarah dan perencanaan yang baik.

Termasuk, membahas rencana pengairan, cara menjaga kualitas air, jumlah air yang akan dialirkan, dan waktu pengairan, termasuk siapa saja yang akan melakukannya.

Subak tidak hanya memperhatikan sistem irigasi, tetapi juga memperhatikan asas kerja sama dan keadilan dengan menggunakan sistem meminjam air kepada anggotanya.

Dengan demikian, tidaklah mengherankan jika pada tahun 2012, subak diakui sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) Pengakuan ini menjadi sebuah kebanggaan bagi bangsa Indonesia.

Sumber: www.permateta.tp.ugm.ac.id

Sumber gambar: www.bali-bike.kompas.com.

Ilustrasi situs warisan dunia di Indonesia yaitu Sistem Subak Bali.
Ilustrasi warisan dunia di Indonesia yaitu Sistem Subak Bali. Mengenal Warisan Budaya Subak di Bali: Pengertian, Filosofi, dan Nilai Budaya Subak(Dokumentasi Biro Komunikasi Kemenparekraf)

Mengenai Filosofi dan nilai budaya Subak

Dilansir Bulelengkab.go.id, kata "subak" merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa Bali.

Kata itu pertama kali dilihat dalam prasasti Pandak Bandung yang memiliki angka tahun 1072 M.

Subak mengacu kepada sebuah lembaga sosial dan keagamaan yang unik.

Kemudian, memiliki pengaturan tersendiri dan asosiasi-asosiasi yang demokratis dari petani dalam menetapkan penggunaan air irigasi untuk pertumbuhan padi.

Subak bagi masyarakat Bali tidak hanya sekedar sistem irigasi, tetapi juga merupakan konsep kehidupan bagi rakyat Bali itu.

Dalam pandangan rakyat Bali, subak adalah gambaran langsung dari filosofi Tri Hita Karana.

Subak mampu bertahan selama lebih dari satu abad karena masyarakatnya taat kepada tradisi leluhur.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan