Pro Kontra Tren Wisuda Anak TK hingga SMA: Gibran Perbolehkan hingga Wali Kota Surabaya Melarang
Berikut respons kepala daerah perihal tren wisuda di kalangan TK hingga SMA. Gibran perbolehkan hingga Wali Kota Surabaya beri larangan.
Penulis:
Endra Kurniawan
Editor:
Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Tren wisuda di tingkat TK, SD, SMP, hingga SMA menimbulkan pro dan kontra di tengah-tengah masyarakat.
Bahkan, para pejabat daerah turut memberikan sorotannya terharap tren wisuda ini.
Ada yang menilai wisuda yang dilakukan di tingkat pendidikan TK hingga SMA tidak masalah untuk dilakukan.
Namun, ada juga kepala daerah yang memberikan larangan dengan berbagai pertimbangan.
Berikut respons kepala daerah perihal tren wisuda di kalangan TK hingga SMA dirangkum Tribunnews.com, Sabtu (17/6/2023):
Baca juga: Tren Wisuda dari TK hingga SMA Mulai Diprotes, Begini Jawaban Gibran
Kata Wali Kota Solo
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, tidak mempermasalahkan wisuda di tingkat pendidikan TK hingga SMA.
Bagi putra Presiden Joko Widodo itu, wisuda adalah momen berharga yang tidak bisa terulang lagi.
"Tidak apa-apa, Itu kan momen sekali seumur hidup ya," katanya dikutip dari Kompas.com.
Meskipun memperbolehkan, Gibran tetap memberikan catatan penting.
Ia meminta pihak sekolah agar merancang wisuda sebaik mungkin sehingga tidak memberatkan para orang tua siswa.
"Pokoknya jangan sampai membebani orang tua murid lah ya.
Jangan terlalu berlebihan juga lah ya," imbuh Gibran dikutip dari TribunSolo.com.

Larangan Wali Kota Surabaya
Respons berbeda perihal wisuda di kalangan siswa TK hingga SMA datang dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Eri secara tegas melarang pelaksanaan wisuda tersebut.
"Kami memahami betul wisuda TK, SD, dan SMP terkadang memberatkan orang tua.
Karena itu, Pemkot Surabaya melarang ada kebijakan wisuda di TK hingga SMP Negeri seluruh Surabaya," ucap dia, dikutip dari Kompas.com.
Eri melanjutkan, pihaknya membuka posko pengaduan.
Harapannya orang tua siswa yang merasa keberatan dengan wisuda anak-anaknya bisa melapor.
"Bila menemukan pungutan terkait wisuda atau pungutan lain, orang tua siswa bisa menghubungi layanan pengaduan sahabat Dinas Pendidikan Surabaya di nomor 081259896163," kata Eri.

Baca juga: Marak Tren Wisuda untuk Siswa TK hingga SMA, Ini Tanggapan Gibran Rakabuming dan Kemendikbud
Tanggapan Kemendikbudristek
Terkait banjir keluhan trend wisuda TK hingga SMA ini, Plt. Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud Ristek, Anang Ristanto, mengatakan kegiatan wisuda TK-SMA merupakan kegiatan opsional.
Pihaknya menjelaskan, Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 menyebutkan bahwa kegiatan bersama antara satuan pendidikan yang melibatkan orangtua harus didiskusikan dengan komite sekolah.
"Kemendikbud Ristek mengimbau agar pihak sekolah dapat berkomunikasi dan bekerja sama dengan komite sekolah dan persatuan orangtua murid dan guru (POMG)," kata Anang kepada Kompas.com, Selasa (13/6/2023).
Menurutnya, hal ini dilakukan untuk menentukan pilihan yang terbaik untuk setiap sekolah yang tentu tidak membebani pihak orang tua.
Viral di media sosial
Tren wisuda TK-SMA juga menjadi bahan perbincangan di media sosial.
Sejumlah akun mengangkat isu tersebut, seperti akun komunitas pelajar di Indonesia @schfess.
Akun tersebut men-twit tangkap layar poster bertuliskan: KEMBALIKAN WISUDA HANYA UNTUK YANG LULUS KULIAH. TK,SD, SMP & SMA TIDAK PERLU WISUDA.
Hingga kini cuitan sudah dilihat sebanyak 1,8 juta kali.
Ribuan pengguna Twitter lainnya ikut meramaikan dengan berbagai komentarnya.
Ada yang tidak setuju karena wisuda TK-SMA membutuhkan biaya besar sehingga membebani orang tua.
Keluh kesah orang tua perihal wisuda TK-SMA juga diluapkan di akun Instagram Mendikbud-Ristek, Nadiem Makarim @nadiemmakarim.
Orang tua mengeluhkan dan meminta Kementeri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengeluarkan kebijakan.

"Minta tolong pak saya mewakili emak emak yg setiap menjelang kelulusan mengeluh biaya wisuda yg mahal, tolong hapus wisuda mulai dari PAUD,,SD,SMP,SMA... Karena biaya nya terlalu berlebihan apalagi pakek acara wisuda di hotel segala,, biarkan wisuda ada di kampus kuliah saja," tulis akun @syahrul.aul.
"Salam Hormat, Pak Mendikbudristek. Tolong direspon utk saran2 dr kami para orangtua yg ingin membangun pendidikan lebih baik lagi utk Putra-Putri bangsa RI ini. Seyogyanya semua yg namanya Wisuda mulai tingkat PAUD - SMA DIHAPUSKAN, karena jelas2 UNFAEDAH buat Pendidikan, justru lebih banyak MUDARAT-nya. Begitu juga dgn Study Tour, Acara Perpisahan, KorLas, Uang Raport, dlsb, dr tingkat PAUD - SMA, itu semua UNFAEDAH, Rusak mental Putra-Putri bangsa ini dibuatnya, sebaiknya semua itu DIHAPUSKAN. Agar INDONESIA ini memiliki generasi penerus bangsa yg benar2 KOMPETEN, BERAKHLAK, BERINTEGRITAS, PROFESIONAL," tulis @dean.ref.27.
"Mas menteri mohon di tanggapi... Hapus istilah wisuda/purna wiyata untuk anak TK, SD, SMP, SMA.... Wisuda hnya lulus kuliah aja...... Please liat wacana yg berkembang dj masyarakat mas menteri.... Bnyk yg gak setuju," @ian_ratna77.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan/Daryono)(TribunSolo.com/Andreas Chris Febrianto)(Kompas.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.