Sabtu, 13 September 2025

Duduk Perkara Study Tour SMAN 6 Depok Berbiaya Rp 3,8 Juta Dilarang Dedi, Berujung Pencopotan Kepsek

Duduk perkara kegiatan studi tour SMAN 6 Depok yang menelan biaya Rp 3,8 juta per siswa sehingga dilarang oleh Dedi Mulyadi hingga berujung pencopotan

Penulis: Sri Juliati
Editor: Suci BangunDS
dok. Kompas/Dinda Aulia
STUDY TOUR KE BALI - Foto gerbang sekolah SMAN 6 Depok. Duduk perkara kegiatan studi tour SMAN 6 Depok yang menelan biaya Rp 3,8 juta per siswa sehingga dilarang oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, berujung pencopotan kepala sekolah pada Kamis (20/2/2025). 

"Ada tawar menawar (dengan pihak travel) dan setelah disepakati ada di angka Rp 3,8 juta dan itu sudah disetujui (seluruh pihak). Pada saat itu, rapatnya tanggal 21 November 2024," ucap Syahri.

Para siswa atau wali murid yang kesulitan dalam membayar biaya program sebesar Rp 3,8 juta itu, lanjut Syahri pasti akan dibantu oleh komite sekolah. 

"Ada sebuah budaya baik yang kami pertahankan ketika orangtua murid yang mampu akan membantu yang tidak mampu," jelas Syahri.

"Bahasanya mungkin subsidi silang dan (kami) selalu seperti itu untuk seluruh kegiatan yang terjadi di sini,” tambahnya.

Selain itu, orangtua diperkenankan untuk mencicil, membayar lunas, atau mengajukan keringanan sejak besaran biaya study tour ditetapkan dua bulan lalu. 

"Untuk yang tidak mampu, di sekolah ini tidak pernah dipaksakan harus membayar, apalagi sampai ada yang bilang 'yang enggak ikut juga harus bayar', itu berita yang sangat salah,” ungkap Syahri.

Baca juga: Siswa SMAN 1 Porong Alami Kecelakaan, Kepala Sekolah Sempat Melarang Murid untuk Berangkat ke Malang

Kepala SMAN 6 Depok Dicopot

Meski sudah menyampaikan pembelaan dan pernyataan, rupanya hal ternyata tak membuat Dedi Mulyadi 'luluh.'

Mantan Bupati Purwakarta itu, mengambil tindakan tegas dengan mencopot Kepala SMAN 6 Depok, Siti Faizah.

Lalu, di mana keberadaan Siti Faizah saat ini?

Syahri menyebut, Siti Faizah tetap berada di sekolah dan tidak ikut study tour bersama para siswanya.

"Ibu kepala sekolahnya stand by di sini ya kita. Saya dan Ibu Kepsek juga sama ya, kami di sini menyatu," ujar Syahri.

Meski demikian, pihak sekolah menegaskan, koordinasi dan pengawasan terhadap perjalanan tetap dilakukan dari sekolah.

(Tribunnews.com/Sri Juliati) (Kompas.com/Dinda Aulia Ramadhanty, Larissa Huda)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan