Asesmen Hitung Dasar: Kunci Deteksi Dini Keberhasilan Pembelajaran
Dunia pendidikan, pelaksanaan asesmen di tahap awal menjadi langkah krusial yang sering kali menentukan arah dan keberhasilan proses belajar-mengajar.
oleh: Lia Yulianti
Manajer Produksi Materi Pelajaran
TRIBUNNEWS.COM - Efektivitas pembelajaran dimulai dengan pemahaman menyeluruh terhadap kondisi awal siswa.
Dalam dunia pendidikan, pelaksanaan asesmen di tahap awal menjadi langkah krusial yang sering kali menentukan arah dan keberhasilan proses belajar-mengajar.
Dalam konteks tersebut, asesmen tidak hanya mengambil peran sebagai prosedur administratif atau rutinitas akademik, melainkan strategi kunci untuk mengidentifikasi kemampuan dasar, pemahaman awal, serta potensi dan tantangan yang dimiliki setiap peserta didik.
Dari informasi awal ini, tenaga pendidik dapat merancang pendekatan pembelajaran yang lebih personal, relevan, dan adaptif terhadap kebutuhan nyata siswa di kelas.
Bayangkan seorang guru memasuki kelas di awal semester. Di hadapannya duduk puluhan siswa dengan latar belakang, kemampuan, dan cara belajar yang berbeda-beda.
Bagaimana sang guru bisa tahu dari mana harus memulai? Di sinilah asesmen awal memainkan peran penting.
Asesmen berperan sebagai jendela untuk memahami siapa siswa-siswa itu sebenarnya—apa yang sudah dikuasai, apa yang belum dipahami, dan bagaimana metode terbaik untuk membantu mereka berkembang_bukan lagi sekadar tes untuk dinilai.
Dengan memahami titik awal setiap siswa, proses pembelajaran bisa menjadi lebih bermakna, terarah, dan tepat sasaran.
Apa sih Asesmen?
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), asesmen adalah: "Proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik."
— Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan
Berangkat dari definisi ini, penekanan asesmen bukan hanya soal "tes", tapi mencakup berbagai cara untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa, termasuk observasi, portofolio, unjuk kerja, dan sebagainya.
Baca juga: Jadwal Asesmen Nasional 2025 untuk SD, SMP, dan SMA, Cek di Sini

Apakah Asesmen Awal (Asesmen Diagnostik) Berkorelasi terhadap Keberhasilan Belajar?
Ada banyak manfaat yang diperoleh dengan menerapkan Asesmen Awal ini, di antaranya:
- Memetakan dan Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan awal siswa: Sebelum proses belajar-mengajar, guru memahami sejauh mana siswa telah menguasai materi sebelumnya.
- Membantu Merancang dan Menyesuaikan strategi pengajaran: Guru dapat merancang metode pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa dan tahapan capaian siswa, serta memberikan feedback (umpan balik) bagi guru dan siswa.
- Meningkatkan partisipasi aktif siswa: Guru dapat memotivasi siswa dengan cara yang tepat setelah memahami kekuatan dan kelemahan mereka.

Seperti Apa Bentuk Soal Asesmen Hitung Dasar?
Contoh 1
15 + 27 = ….
(A) 22
(B) 32
(C) 42
(D) 52
Bentuk soal berikut ini mengukur kemampuan dasar aritmatika siswa, terutama keterampilan siswa dalam berhitung secara manual dengan konsep penjumlahan angka dua digit.
Pemahaman siswa terhadap konsep nilai tempat (puluhan dan satuan) diukur di sini. Ini merupakan kompetensi dasar yang diperlukan sebagai prasyarat menuju topik matematika lanjutan seperti pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Contoh 2
Jika Ali memiliki 4 kantong berisi 8 kelereng, berapa total kelerengnya?
(A) 12
(B) 24
(C) 28
(D) 32
Bentuk soal ini menilai apakah siswa memahami bahwa 4 kantong berisi masing-masing 8 berarti melakukan operasi 4 × 8 = 32. Di samping itu, soal ini menguji kemampuan membaca dan menafsirkan informasi dalam bentuk teks naratif.
Contoh 3:
Urutkan pecahan berikut dari yang terbesar ke terkecil: 1/2, 2/3, 3/4
(A) 1/2, 2/3, 3/4
(B) 3/4, 2/3, 1/2
(C) 2/3, 1/2, 3/4
(D) 1/2, 3/4, 2/3
Soal ini menilai apakah siswa dapat membandingkan besaran pecahan berdasarkan nilai aktualnya.
Siswa mungkin perlu mengubah pecahan ke bentuk desimal, menggambar diagram, atau mengandalkan intuisi spasial untuk menentukan urutan dari yang terbesar ke terkecil.
Contoh 4
Salah satu penerapan asesmen hitung dasar yang diterapkan di Lembaga pendidikan. Soal asesmen hitung dasar disajikan dalam aplikasi pembelajaran.

Bentuk Asesmen dan Relevansinya terhadap 9 Kecerdasan Gardner
Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada potensi individu semakin menjadi sorotan.
Salah satu teori yang mendukung pendekatan ini adalah Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) yang dikemukakan oleh Howard Gardner, seorang psikolog perkembangan dari Harvard University, pada tahun 1983 melalui bukunya "Frames of Mind".
Gardner berpendapat bahwa kecerdasan bukanlah satu kemampuan tunggal yang dapat diukur hanya dengan tes IQ, melainkan terdiri dari beragam dimensi.
Gardner mengidentifikasi sembilan jenis kecerdasan, yang masing-masing membutuhkan pendekatan dan strategi asesmen yang berbeda.
Berikut adalah ulasan masing-masing kecerdasan dan bentuk asesmen yang sesuai:

Relevansi dan Implikasi
Menggunakan satu bentuk asesmen tunggal, seperti tes standar, tidak cukup mencerminkan potensi penuh peserta didik.
Dengan mengadopsi pendekatan asesmen yang bervariasi sesuai jenis kecerdasan, pendidik dapat:
- Mengidentifikasi keunggulan dan kebutuhan siswa dengan lebih akurat.
- Merancang strategi pembelajaran yang inklusif.
- Mendorong perkembangan potensi setiap anak secara menyeluruh.
Penerapan asesmen berbasis kecerdasan majemuk ini membutuhkan pelatihan guru dan fleksibilitas dalam kurikulum.
Namun, hasilnya akan sangat berarti dalam membentuk generasi pembelajar yang adaptif, kreatif, dan berdaya saing tinggi.
Asesmen adalah Titik Awal, Bukan Akhir
Asesmen awal merupakan langkah sederhana namun strategis dalam proses pembelajaran dan berdampak signifikan bagi hasil belajar.
Dengan memahami kebutuhan dan potensi siswa sejak awal, guru dapat merancang pembelajaran yang lebih efektif dan bermakna.
Saatnya kita memandang asesmen bukan sebagai beban, melainkan sebagai peluang untuk memahami dan memberdayakan siswa sejak langkah pertama mereka dalam belajar.
Sudah saatnya sekolah dan lembaga pendidikan menjadikan asesmen sebagai budaya awal pembelajaran, bukan sekadar rutinitas administratif.
Berbagai studi telah mengungkap bahwa deteksi dini adalah kunci keberhasilan masa depan.
Dengan demikian, jelas kiranya bahwa asesmen bukan hanya alat ukur, tetapi juga jembatan menuju keberhasilan siswa di masa depan. (*)
Ayah dan Ibu Nadiem Makarim Hadir di Sidang Praperadilan Kasus Korupsi Laptop Chromebook |
![]() |
---|
Tingkatkan Wawasan Masyarakat, Subsatgas Si Ipar Polres Jayapura Gelar Kegiatan Pembelajaran |
![]() |
---|
Laptop Pendidikan Jadi Sorotan, Pengamat: Mekanisme e-Katalog Sudah Transparan |
![]() |
---|
Kejagung Pastikan Bakal Hadir Dalam Sidang Perdana Praperadilan Nadiem Makarim di PN Jaksel Besok |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Modul 3.6 Penggunaan Aplikasi Mentimeter dalam Pembelajaran, Pelatihan PINTAR Kemenag |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.