Pendidikan Profesi Guru
PPG, Bagaimana Menerapkan Experiential Learning dalam Pembelajaran Bersama dengan Guru Lain?
Kunci jawaban cerita reflektif Modul 2 PSE PPG 2025: Bagaimana menerapkan experiential learning dalam pembelajaran bersama dengan guru lain?
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini jawaban dari pertanyaan cerita reflektif "Bagaimana menerapkan experiential learning dalam pembelajaran bersama dengan guru lain?".
Pertanyaan tersebut merupakan bagian dari Modul 2 PSE dalam program Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025.
Materi yang dibahas yaitu Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional dalam konteks Experiential Learning.
Jawaban atas pertanyaan tersebut, juga dijelaskan secara rinci oleh Tribunnews.com di bawah ini.
Bagaimana menerapkan experiential learning dalam pembelajaran bersama dengan guru lain?
Contoh Jawaban 1:
Dalam menerapkan experiential learning, saya pernah berkolaborasi dengan rekan guru untuk mengadakan proyek lintas mata pelajaran.
Kami mengajak siswa mengamati permasalahan di lingkungan sekolah, seperti kebersihan atau keaktifan belajar.
Siswa diajak mengalami langsung situasi nyata, menganalisisnya bersama, lalu merancang solusi yang bisa diterapkan.
Kami membagi peran: ada guru yang mendampingi pengamatan, ada yang memfasilitasi diskusi, dan saya membantu refleksi melalui tugas tertulis.
Dari pengalaman ini saya belajar bahwa kolaborasi antarguru membuka ruang belajar yang lebih kaya.
Baca juga: Apa Peran Pendidik Menurut Ki Hadjar Dewantara? Jawaban Modul 3 Topik 1 PPG 2025
Siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan, tapi juga belajar kerja sama, tanggung jawab, dan empati—nilai-nilai penting dalam pembelajaran sosial emosional.
Contoh Jawaban 2:
Saya bersama beberapa guru pernah menerapkan pembelajaran berbasis pengalaman melalui simulasi peran.
Misalnya, siswa berpura-pura menjadi warga dalam sebuah rapat atau menjadi kelompok yang mencari solusi atas masalah sederhana.
Kegiatan ini dikembangkan bersama dengan guru lain agar pembelajaran menjadi lebih hidup dan bermakna.
Setiap guru memberi kontribusi sesuai keahliannya—ada yang memandu skenario, ada yang memfasilitasi diskusi, dan ada yang menilai refleksi pribadi siswa.
Pengalaman ini membuat saya menyadari pentingnya pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada isi pelajaran, tetapi juga pada penguatan nilai-nilai sosial dan emosional siswa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.