Kurikulum Merdeka
Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka Hal 107, Bab 5: Tugas 3
Simak berikut merupakan kunci jawaban buku pelajaran Pendidikan Pancasila Kelas 6 SD/MI Kurikulum Merdeka halaman 107, Bab 5: Tugas 3
TRIBUNNEWS.COM – Buku pelajaran Pendidikan Pancasila kelas 6 SD/MI Kurikulum Merdeka halaman 107 bab 5 mempelajari tentang keragaman budaya.
Salah satu materi yang dibahas pada buku pelajaran buku pelajaran Pendidikan Pancasila Kelas 6 SD/MI Kurikulum Merdeka halaman 107, karangan Kurniawan Darma Indra, Adi, dkk. terbitan Kemdikbud Ristek tahun 2023 adalah keberagaman budaya dan agama yang ada di lingkungan.
Keberagaman budaya dan agama di lingkungan adalah adanya perbedaan cara hidup, tradisi, bahasa, adat istiadat, serta keyakinan dan praktik keagamaan di antara warga.
Hal ini mencakup variasi budaya, seperti makanan, pakaian, dan perayaan, serta perbedaan agama, termasuk ibadah, hari besar, dan nilai-nilai spiritual yang dianut masing-masing individu.
Keberagaman ini membuat lingkungan menjadi lebih berwarna, memperkaya pengalaman, serta menumbuhkan sikap saling menghormati dan toleransi antar warga
Pada latihan soal kali ini, siswa diminta menjawab pertanyaan tentang aktivitas yang ada dalam halaman tersebut.
Sebagai catatan, sebelum melihat kunci buku pelajaran Pendidikan Pancasila Kelas 6 SD/MI Kurikulum Merdeka halaman 107 siswa diminta untuk terlebih dahulu menjawab soal secara mandiri.
Kunci jawaban ini digunakan sebagai panduan dan pembanding oleh orang tua untuk mengoreksi pekerjaan anak.
Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 6 SD/MI Kurikulum Merdeka Halaman 107, Bab 5: Tugas 3.
Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 6 SD/MI Kurikulum Merdeka Hal 107
Baca juga: Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka Hal 169: Lembar Kerja Kelompok
Tugas 3
Berkunjung ke Pasar Tanah Kongsi, Bukti Toleransi di Kota Padang
Rabu, 8 Februari 2023 | 14:32 WIB Merdeka.com - Masyarakat Minangkabau memegang teguh falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah yang identik dengan ajaran agama Islam. Namun, etnis Minang tetap dapat hidup berdampingan dengan etnis atau umat agama lain.
Bukti toleransi ini terlihat nyata di salah satu pasar tradisional di Padang, yaitu Pasar Tanah Kongsi di Kelurahan Kampung Pondok, Kecamatan Padang Barat. Pasar ini menjadi saksi keberagaman dan hubungan antar etnis yang terjalin dengan baik di Ranah Minang.
Pasar ini beroperasi dari pagi hingga sore hari dan sering dikenal sebagai pusat geliat perekonomian Kota Padang. Kawasan ini juga dikenal sebagai pecinan di Padang karena letaknya di permukiman yang lazim disebut masyarakat sebagai Kampung Cina.
Kendati demikian, masyarakat yang berjualan disana tidak hanya etnis Tionghoa. Masyarakat dari etnis lain juga banyak berdagang di tempat ini.
Rabu (8/2) siang, Merdeka.com mendatangi Pasar Tanah Kongsi. Pasar itu tidak tampak dari luar karena diapit gang, perumahan, hingga pertokoan.
Namun, untuk menemukannya juga tidak terlalu sulit. Letaknya tidak jauh dari Kelenteng See Hin Kiong yang merupakan kelenteng tertua di Kota Padang. Sekilas pasar ini tampak seperti pasar tradisional pada umumnya di Kota Padang. Berbagai kebutuhan sehari-hari masyarakat dijual di tempat ini.
Bedanya, di pasar ini masyarakat bisa menemukan makanan halal dan nonhalal. Daging babi juga tersedia di los khusus.
Salah satu pedagang daging babi, Wati, mengatakan, pedagang di pasar itu hidup saling berdampingan antara masyarakat Tionghoa dengan etnis lain, muslim dan nonmuslim.
“Kami pedagang di sini tidak hanya etnis Tionghoa saja, tetapi juga masyarakat muslim,” tuturnya diwawancarai Merdeka.com, Rabu, (8/2).
Para pedagang berjualan disesuaikan dengan los yang dikelompokkan berdasarkan jenisnya. “Di sini sudah tertata. Kita berjualan sesuai dengan los masing-masing. Daging babi, daging babi saja. Kalau untuk sayur sayuran itu satu pula losnya,” sambungnya, Rabu, (8/2).
“Kita berdagang di sini rukun-rukun saja, tidak ada konflik dengan pedagang muslim. Intinya kita saling menghargai. Saya di sini sejak tahun 1999 lalu, tidak ada konflik hingga sekarang,” tuturnya.
Berdasarkan artikel berita tersebut, jawablah pertanyaan berikut ini secara individu!
1. Apa yang dapat kamu pelajari dari situasi Pasar Tanah Kongsi?
Jawaban:
Dari situasi Pasar Tanah Kongsi, bisa dipelajari bahwa keragaman etnis, budaya, dan agama itu bisa bersatu, kok.
Selain itu, masyarakat yang beragam juga bisa hidup berdampingan dengan baik dalam satu lingkungan pasar.
Meski Minangkabau mengacu pada ajaran Islam, tetapi di pasar ini terdapat toleransi dan kerukunan antar etnis.
Hal ini dapat tercermin dalam kegiatan jual beli dan interaksi sehari-hari yang terjadi di Pasar Tanah Kongsi.
2. Unsur budaya dan agama apa saja yang ada di Pasar Tanah Kongsi?
Jawaban:
Unsur budaya di Pasar Tanah Kongsi mencakup keberagaman masyarakat, baik dari etnis Tionghoa atau yang lain.
Adanya kelenteng, Kampung Tiongkok, dan penggunaan istilah pecinan mencerminkan unsur budaya Tionghoa.
Sementara itu, unsur agama Islam juga terlihat dengan adanya masyarakat muslim yang berdagang di pasar itu.
3. Apakah kondisi Pasar Tanah Kongsi dapat kalian temui di lingkunganmu?
Jawaban:
Di lingkunganku, pasar tradisional seperti yang terjadi Pasar Tanah Kongsi nampaknya tidak dapat ditemui di sini.
Sebab, kondisi di Pasar Tanah Kongsi sangat terlihat adanya keberagaman etnis dan budaya tertentu, teman-teman.
Meski begitu, di lingkunganku, ada pasar atau tempat jual beli yang mencerminkan keberagaman masyarakat setempat.
4. Menurutmu, bagaimana cara menghormati perbedaan norma agama tentang makanan?
Jawaban:
Menurut saya, cara menghormati perbedaan norma agama tentang agama dilakukan dengan menyediakan pilihan makanan.
Yap, pilihan makanan yang tersedia itu dapat disesuaikan dengan kepercayaan dan aturan agama masing-masing.
Misalnya, jika ada acara bersama, penting untuk mengetahui preferensi makanan dari berbagai agama di lingkungan itu.
Menyediakan label atau informasi tentang jenis makanan juga bisa bantu orang memilih makanan sesuai agama.
5. Bagaimana pelaksanaan toleransi di lingkunganmu?
Jawaban:
Pelaksanaan sikap toleransi di lingkungan saya bisa terlihat dalam sikap saling menghargai antar warga.
Misalnya, kami dapat merayakan berbagai hari raya agama bersama tanpa memandang perbedaan agama.
Selain itu, kita di sekolah juga diajak saling menghormati pada teman yang berbeda latar belakang dengan kita.
Acara di sekolah juga biasa dirancang untuk mengakomodasi keberagaman dan mendorong kerja sama.
*) Disclaimer:
- Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.
- Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
(Tribunnews.com/Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.