UT Surabaya Dan Lapas Kelas I Madiun Perkuat Akses Pendidikan Tinggi Bagi Warga Binaan
UT Surabaya menjalin kerja sama dengan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Madiun
TRIBUNNEWS.COM – Universitas Terbuka (UT) Surabaya menjalin kerja sama dengan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Madiun untuk memperluas akses pendidikan tinggi bagi warga binaan. Kerja sama ini difokuskan pada penyelenggaraan program Strata 1 (S1) dengan sistem pembelajaran jarak jauh yang fleksibel dan sesuai regulasi lembaga pemasyarakatan.
Program ini dirancang sebagai bagian dari upaya pemberdayaan dan rehabilitasi warga binaan, dengan tujuan meningkatkan kapasitas intelektual, keterampilan, dan kesiapan reintegrasi sosial setelah menyelesaikan masa pembinaan. Melalui kolaborasi ini, warga binaan dapat tetap melanjutkan studi, memperoleh pengetahuan, dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik.
Rektor Universitas Terbuka, Dr. M. Yunus, S.S., M.M., menyampaikan bahwa pendidikan tidak boleh dibatasi oleh sekat ruang dan status sosial. “Universitas Terbuka hadir untuk semua, termasuk warga binaan. Kami percaya setiap orang memiliki hak yang sama untuk memperbaiki diri dan meraih masa depan yang lebih baik melalui pendidikan. Inilah bentuk nyata komitmen UT sebagai Kampus Berdampak yang terus menjangkau mereka yang belum terjangkau,” ujarnya.
Baca juga: Prof. Dr. Ali Muktiyanto Dilantik sebagai Rektor Baru UT, Usung Visi Meneguhkan Kewibawaan
Tahapan implementasi program meliputi mekanisme pendaftaran, penyusunan jadwal kuliah, serta dukungan fasilitas belajar berbasis daring yang difasilitasi UT Surabaya, dengan dukungan penuh Lapas Kelas I Madiun. Pelaksanaan pembelajaran akan dimulai pada semester berjalan.
Inisiatif ini sejalan dengan Asta Cita ke-4, yaitu meningkatkan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan, serta mendukung visi Indonesia Emas 2045. Dengan membuka kesempatan belajar tanpa batas bagi semua kalangan, termasuk warga binaan, UT berperan nyata dalam pemerataan pendidikan nasional.
Inisiatif ini menegaskan peran UT sebagai Kampus Berdampak yang membuka akses pendidikan tanpa batas, menjangkau semua kalangan, termasuk mereka yang berada di lembaga pemasyarakatan. Selain itu, kerja sama ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDG) 4 – Quality Education, yang menekankan pemerataan akses pendidikan inklusif dan berkualitas bagi seluruh warga negara.
Sementara itu, Direktur UT Surabaya, Dr. Suparti, M.Pd., menegaskan pentingnya kolaborasi dengan Lapas dalam memperkuat peran rehabilitatif pendidikan. “Bagi kami, pendidikan adalah jalan pembebasan, bukan hanya dari keterbatasan ilmu, tetapi juga dari keterbatasan kesempatan. Melalui program ini, kami ingin warga binaan merasakan bahwa mereka tidak ditinggalkan, bahwa selalu ada peluang kedua untuk membangun kehidupan yang lebih bermakna,” tuturnya.
Melalui program bersama ini, UT Surabaya berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dan memperkuat nilai rehabilitatif pendidikan di lembaga pemasyarakatan.
Baca juga: Kesenjangan Akses Pendidikan Tinggi dan Pentingnya Pendekatan Inklusif
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
IPPA Fest 2025 di Aloha PIK2 Pamerkan Kreativitas Warga Binaan lewat Produk dan Lukisan |
![]() |
---|
UT MEN FIT 2025 Tunjukkan Mahasiswa UT Tak Hanya Cerdas, Tapi Juga Sehat dan Disiplin |
![]() |
---|
Wisuda Universitas Terbuka Wilayah 3 Diwarnai Sederet Momen Inspiratif |
![]() |
---|
Kuliah Sambil Bangun Bisnis? UT Buka Prodi Baru Kewirausahaan Berbasis Praktik |
![]() |
---|
Menteri Imipas Apresiasi Karya Warga Binaan Lapas Garut yang Sukses Ekspor |
![]() |
---|