Balita Tewas karena Cacingan Akut
Dedi Mulyadi Tegur Keras Bupati Sukabumi usai Balita Raya Tewas Cacingan: Tak Boleh Lagi Seperti Itu
Buntut tewasnya Raya akibat cacingan, Dedi Mulyadi memberikan teguran keras kepada Bupati Sukabumi, Asep Japar, yang dianggap abai.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Bocah di Sukabumi, Jawa Barat, bernama Raya (4), meninggal dunia di RSUD R. Syamsudin, Kota Sukabumi, setelah berjuang melawan penyakit Ascariasis atau cacingan (Ascaris lumbricoides) yang menyebabkan komplikasi parah.
Raya meninggal dunia pada 22 Juli 2025 pukul 14.24 WIB.
Bocah itu meninggal dalam kondisi dipenuhi cacing di dalam tubuhnya.
Ascariasis adalah infeksi parasit Ascaris lumbricoides atau cacing gelang yang banyak ditemukan di dalam tanah.
Ascariasis sering terjadi pada anak-anak di wilayah tropis dan subtropis, terutama di kawasan dengan sanitasi buruk dan tidak higienis.
Kasus ini dinilai sebagai salah satu yang paling parah karena keterlambatan penanganan dan penyebaran parasit yang sudah meluas ke organ vital.
Buntut tewasnya Raya akibat cacingan, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan teguran keras kepada Bupati Sukabumi, Asep Japar, yang dianggap abai terhadap warganya.
Dedi Mulyadi menegaskan, tidak boleh terjadi lagi kasus serupa, termasuk di daerah lain.
"Bupati kita tegur, kita tegur keras. Ini tidak boleh lagi seperti itu."
"Sukabumi itu kan problem-nya banyak, infrastrukturnya buruk, kemudian sembilan ribu rumah yang terkena gempa belum terehabilitasi."
"Ini diperlukan kecekatan Bupati untuk kerja keras, tidak bisa landai lagi," tegas Dedi, Rabu (20/8/2025), dilansir TribunJabar.id.
Baca juga: Dokter Ungkap Keparahan Kondisi Raya Alami Cacingan, Infeksi Sudah Menyebar ke Paru-paru dan Otak
Menurutnya, peristiwa ini merupakan bukti tak ada perhatian dari pemerintah mulai dari tingkat RT, RW, desa, kecamatan, hingga kabupaten.
Sehingga, kondisi ini membuat warga, terutama keluarga Raya, bingung harus melapor ke mana, saat membutuhkan bantuan.
Dedi Mulyadi lantas meminta agar pola komunikasi di tingkat desa diperbaiki dan berjenjang saat ada peristiwa di daerah masing-masing.
"Kepala desanya nanti kan WA (WhatsApp). Kan cepat lapor ke kecamatan-kecamatan, nanti lapor ke kabupaten, kabupatennya langsung akses ke saya, karena kalau saya langsung akses ke 5 ribu kepala desa, itu WA-nya nanti macam-macam, bukan yang berkepentingan," paparnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.