Selasa, 9 September 2025

Piala Dunia 2022

Profil Sadio Mane, Bintang Eropa yang Antar Senegal Tampil di Piala Dunia 2022

Mane yang menjadi 'pahlawan' Senegal bertekad mengharumkan nama negaranya di kompetisi yang lebih bergengsi, Piala Dunia 2022.

Penulis: deivor ismanto
AFP
Profil Sadio Mane, Bintang Eropa yang Antar Senegal Tampil di Piala Dunia 2022 - Senegal Sadio Mane (kiri) menerima penghargaan Pemain Terbaik Pria Tahun Ini dari Presiden CAF Patrice Motsepe selama Penghargaan Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) 2022 pada 21 Juli 2022, di ibu kota Maroko, Rabat. 

"Cita-cita saya dari dahulu adalah bermain disana (Liga Inggris), mimpi yang luar biasa dan harus saya capai," lanjut kapten timnas Senegal tersebut.

Sadio Mane benar-benar mengejar mimpinya tersebut dengan tekat yang begitu besar.

Baca juga: Profil Hansi Flick, Murid Mr Trap yang Berubah Jadi Harapan Timnas Jerman di Piala Dunia 2022

Pemain depan Senegal Sadio Mane bereaksi selama pertandingan sepak bola perempat final Piala Afrika (CAN) 2021 antara Senegal dan Guinea Khatulistiwa di Stade Ahmadou Ahidjo di Yaounde pada 30 Januari 2022.
Pemain depan Senegal Sadio Mane bereaksi selama pertandingan sepak bola perempat final Piala Afrika (CAN) 2021 antara Senegal dan Guinea Khatulistiwa di Stade Ahmadou Ahidjo di Yaounde pada 30 Januari 2022. (Kenzo Tribouillard / AFP)

Saat usianya 15 tahun, Mane yang merupakan remaja paling berbakat di desanya melakukan perjalanan sejauh 500 mil untuk mengikuti sebuah trial.

“Saya meninggalkan kampung halaman untuk pergi ke ibu kota dengan paman saya, di sana ada sebuah trial sepakbola,” Ungkap Mane.

Sesampainya di tempat trial, Mane mendapatkan sambutan yang sinis dan kurang mengenakan dari para pemandu bakat.

Sepatu bola usang yang ia kenanakan membuat Mane dianggap remeh, para pemandu bakat lebih menyambut hangat remaja lain yang datang dengan atribut mewah.

“Apa kau datang kesini untuk ikut trial? Dengan sepatu itu? Kamu bahkan tidak memiliki celana yang tepat untuk melakukan trial,” kata pelatih trial disana yang diceritakan oleh Mane.

Namun, Mane mampu membuktikan kualitasnya di lapangan, bermodalkan sepatu usang miliknya, ia berhasil menjadi pemain paling menonjol dalam trial.

Kecepetan dan kemampuan dribel Mane membuat para pemandu bakat begitu terkesan.

Tanpa pikir panjang, setelah dibuat terkesan dengan kemampuan Mane, sang pemandu bakat langsung merekrut bocah dengan sepatu usang itu bergabung bersama akademinya yang bernama Academie Generation Foot.

Di akademi tersebut lagi-lagi Mane mampu menunjukan kualitasnya dan membuat para pelatih akademi tercengang, hanya berselang tiga bulan, Mane diterbangkan ke Prancis untuk bergabung bersama akademi klub Liga 1 Prancis, Metz.

Pembuktian Sadio Mane

Hingga Mane berada di Prancis, pamannya lah selalu mengantar dan memberi dukungan kepadanya untuk menggapai mimpi Mane menjadi sepak bola profesional.

“Paman saya adalah sosok yang sangat berjasa. Bukan hanya diawal kehidupan saya, namun berjasa bagi seluruh kehidupan karir sepakbola saya. Dia sudah banyak memberikan yang ia punya untuk saya,”

Tahun 2012, Mane hijrah dari Prancis ke Austria, tepatnya ke klub raksasa disana, Red Bull Salzburg.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan