Jumat, 19 September 2025

Pilpres 2019

Wiranto: Jangan Hitung Hasil Pemilu Sendiri dan Klaim Kemenangan Sendiri

Wiranto menegaskan, segala bentuk dugaan kecurangan pemilu bisa dilaporkan ke penyelenggara pemilu, penegak hukum, maupun Mahkamah Konstitusi (MK).

Fransiskus Adhiyuda/Tribunnews.com
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko-Polhukam) RI, Wiranto usai memimpin Rakorsus membahas permasalahan pasca pemungutan suara Pemilu di Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menegaskan, segala bentuk dugaan kecurangan pemilu bisa dilaporkan ke penyelenggara pemilu, penegak hukum, maupun Mahkamah Konstitusi (MK).

Namun, seluruh pihak tidak bisa mengklaim dan mendeklarasikan kemenangan sendiri.

"Pemilu ini kan sudah dilaksanakan dengan baik, terlaksana dengan baik, enggak bisa kemudian menghitung sendiri, mengklaim sendiri, mendeklarasikan sendiri. Orang lain ngomong enggak boleh, kemudian menuduh yang lain curang," ujar Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (29/4/2019).

Wiranto meminta seluruh pihak yang menduga adanya kecurangan untuk melaporkan, bukan dengan mengklaim kecurangan tanpa kebenaran.

Menkopolhukam Wiranto
Menkopolhukam Wiranto (TRIBUNNEWS.COM/DANANG TRIATMOJO)

Baca: Rencana Pemindahan Ibu Kota RI: Skenario Alternatif, Lokasi, hingga Jadi Trending di Twitter

Baca: PAN dan Demokrat Diprediksi Membelot Tinggalkan Prabowo, Pilih Merapat ke Jokowi

Baca: Diduga Terkait Kasus Suap Bowo Sidik, KPK Geledah Ruang Kerja Mendag Enggartiasto Lukita

Penyelenggara pemilu, lanjut Wiranto, memiliki sentra Gabungan Keamanan Terpadu (Gakkumdu) yang menjadi wadah bagi pihak manapun untuk melaporkan segala dugaan kecurangan pemilu.

"Ada Gakkumdu kalau kecurangan terjadi di daerah. Kalau terjadi di beberapa daerah kemudian diselesaikan dengan Bawaslu. Kalau menyangkut selisih suara yang cukup signifikan, ada MK, kan begitu," ungkapnya.

Ia juga menolak jika ada tim pencari fakta kecurangan pemilu dalam mengawal hasil resmi rekapitulasi Pemilu 2019 dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Ya enggak perlu kan. Pansus sudah ditolak, kemudian pencarian fakta juga enggak perlu. Kita enggak boleh duplikasi, sudah ada hukum yang mengatur segala masalah pemilu," ucapnya.

Adanya penyelenggara pemilu dan MK, lanjutnya, menjadi dasar tidak diperlukannya tim pencari fakta kecurangan pemilu.

"Sudah ada badan resmi yang menangani untuk menyelesaikan masalah pemilu. Untuk apa lagi ada badan-badan lain, harus percaya dong," pungkasnya.

TKN Optimis Raih Kursi Mayoritas di DPR

Partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK) pendukung pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin optimistis akan memperoleh kursi mayoritas di parlemen untuk periode 2019-2024.

Dengan begitu, kekuatan politik di legislatif untuk mendukung pemerintahan Jokowi-Maruf Amin bisa lebih kuat.

"Alhamdulillah, berarti kekuatan partai politik Koalisi Indonesia Kerja (KIK) pendukung Pak Jokowi-Kiai Ma’ruf semakin dominan menguasai DPR RI," ujar Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Kiai Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily, kepada Tribunnews.com, Senin (29/4/2019).

Kubu Jokowi Minta Bawaslu Telusuri Viral Video Anak-anak Pramuka Serukan Ganti Presiden. Hal tersebut diungkapkan oleh Ace Hasan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (16/10/2018).
Kubu Jokowi Minta Bawaslu Telusuri Viral Video Anak-anak Pramuka Serukan Ganti Presiden. Hal tersebut diungkapkan oleh Ace Hasan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (16/10/2018). (Tribunnews)

Politikus Golkar ini memperkirakan komposisi kursi KIK bisa mencapai 60 persen atau lebih di DPR RI pada periode 2019-2024.

Baca: Wiranto: Pemilu Terlaksana Baik, Tak Bisa Kemudian Klaim Sendiri, Hitung Sendiri, Deklarasi Sendiri

"Insya Allah dengan konfigurasi seperti ini Pemerintahan Jokowi-Kyai Ma’ruf akan semakin efektif untuk membawa Indonesia maju," ujar anggota DPR RI ini.

Ia pun yakin Partai Golkar juga akan menempati posisi kedua dalam perolehan kursi di DPR RI, setelah PDI Perjuangan.

"Keyakinan ini disebabkan karena trend perolehan kursi kami insya Allah lebih merata," ucapnya.

Selain itu, imbuh dia, Partai Golkar dalam hitungan real count KPU trendnya selalu dalam posisi 14 persen.

Baca: Perludem Sebut Hasil Penghitungan Suara untuk Pilpres 2019 Bisa Diumumkan Lebih Cepat

Untuk itu, dia yakin Indonesia di bawah dukungan KIK juga akan semakin solid untuk mengawal pemerintahan Jokowi-Ma’ruf.

"Pak Jokowi dan Pak Kiai Ma’ruf akan semakin fokus membawa Indonesia tanpa khawatir adanya tekanan politik di parlemenk," tegasnya.

Data penghitungan suara pilpres yang dimuat dalam Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih terus bergerak.

Data tersebut ditampilkan pada portal pemilu2019.kpu.go.id.

Hingga Senin (29/4/2019) pukul 16.45, data yang masuk mencapai 421.634 TPS dari total 813.350 TPS atau 51,83 persen.

Baca: Respons Menhub Budi Karya Sikapi Polemik Laporan Keuangan Garuda

Hasil Situng sementara ini menunjukan, pasangan capres cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul 56,18 persen.

Sementara paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapatkan suara 43,82 persen.

Sementara ini, Jokowi-Ma'ruf unggul di sejumlah provinsi, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sulawesi Utara, hingga Papua.

Sedangkan Prabowo-Sandi sementara ini unggul di Sumatra Barat, Jambi, Aceh, Banten, hingga Nusa Tenggara Barat (NTB). (Kompas.com/Tribunnews.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan