Polemik Pemulangan Rizieq Shihab: Kepala Staff Istana Moeldoko & Puan Kompak hingga Lagu Bang Toyib
Inilah polemik pemulangan Rizieq Shihab dari Arab Saudi ke Indonesia. Upaya Rekonsiliasi, Kata Istana Moeldoko & Puan Kompak hingga Lagu Bang Toyib
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Tiara Shelavie
Inilah polemik pemulangan Rizieq Shihab dari Arab Saudi ke Indonesia. Upaya Rekonsiliasi, Kata Istana Moeldoko & Puan Kompak hingga Lagu Bang Toyib
TRIBUNNEWS.COM - Kabar pemulangan Rizieq Shihab atau dikenal Habib Rizieq Shihab hangat dibicarakan akhir-akhir ini.
Apalagi saat Partai Gerindra menyebut pemulangan Rizieq Shihab sebagai upaya rekonsiliasi setelah Pilpres 2019.
Di sisi lain, sejumlah polemik terungkap menyoal kabar pemulangan Rizieq Shihab dari Arab Saudi ke Indonesia.
Di antaranya adalah tanggapan Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, hingga tanggapan Istana oleh Moeldoko dan Puan Maharani.
Baca: Bahas Janji Prabowo dan Cuitan Dahnil soal Kepulangan Habib Rizieq, Arteria Sebut Hati Ulama Terluka
Inilah sejumlah polemik terkait narasi pemulangan Rizieq Shihab ke Indonesia:
1. Upaya rekonsiliasi
Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani tidak menampik bahwa salah satu syarat rekonsiliasi antara kubu Prabowo dengan Jokowi yakni pembebasan atau pemulangan Imam Besar FPI Rizieq Shihab. Untuk diketahui Rizieq tinggal di Arab Saudi karena menghadapi sejumlah perkara hukum di Indonesia, salah satunya penyebaran konten pornografi.
"Ya keseluruhan bukan hanya itu (pemulangan Rizieq).. Kemarin kemarin kan banyak ditahan-tahanin ratusan orang," katanya.
Menurut mantan Wakil Ketua BPN itu dengan adanya pemulangan Rizieq diharapkan pertentangan di tengah masyarakat akibat perbedaan pandangan politik dapat mengendor. Karena menurutnya inti dari islah atau rekonsiliasi adalah meniadakan dendam.
"Harus meniadakan bahwa saya pemenang dan kamu yang kalah. saya penguasa, kamu yang dikuasai. saya yang benar kamu yang salah. sehingga islah itu tidak akan terjadi kalau dendam yang seperti itu masih terjadi," katanya.
Menurut Muzani rekonsiliasi sulit dilakukan bila hanya ucapan saja tanpa adanya tindakan. Rekonsiliasi hanya akan menjadi dagangan politik tanpa bisa mengendorkan ketegangan atau pertentang dimasyarakat bila masih ada proses penahanan terhadap orang-orangyang selama ini di kubu oposisi.
"Sehingga itu yang kita sampaikan pada kawan-kawan bahwa rekonsliasi, islah, penyatuan, itu akan terjadi sebagai sesuatu yang genuine, dan kita sampaikan itu, semuanya. ya tidak boleh ada proses kriminalisasi, dan seterusnya," katanya.
Muzani mengatakan tidak ada syarat lain yang diajukan pihaknya kepada Jokowi, selain pemulangan Rizieq dan pembebasan sejumlah orang yang ditahan karena perbedaan pandangan politik di Pemilu 2019.
"Engga ada (syarat lain) pokoknya yang penting adalah bagaimana perbedaan paham, perbedaan pandangan perbedaan pilihan di masyarakat, ini kemudian menjadi sesuati yang cair sehingga ada energi bagi bangsa indonesia untuk menata ke depan. nah energi baru ini yang kemudian harus kita pupuk untuk membangun Indonesia," ujarnya.