Minggu, 28 September 2025

Ramadan 2016

Warak Ngendok di Tradisi Dugderan Jelang Ramadan, Simbol Menjaga Diri Dari Godaan Hawa Nafsu

Warga Jawa Tengah, khususnya di Semarang punya tradisi menyambut gembira datangnya Ramadan.

tribunjateng/rahdyan trijoko pamungkas
Warak Ngendok merupakan khas dalam karnaval Dugderan di kota Semarang. Wujud Warak Ngendok digambarkan berupa hewan berkepala naga. 

Laporan Tribun Jateng Rahdyan Trijoko Pamungkas

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG- Warga Jawa Tengah, khususnya di Semarang punya tradisi menyambut gembira datangnya Ramadan.

Tradisi ini dinamakan Dugderan.

Ada beragam atraksi yang dipertontonkan saat tradisi ini digelar untuk khalayak, salah satunya Warak Ngendok.

Warok Ngendok ini khas dalam karnaval Dugderan di kota Semarang.

Wujud Warak Ngendok digambarkan berupa hewan berkepala naga.

Warak Ngendok tersebut tidak terlepas adanya manggar (pohon kelapa) yang berada di sampingnya. Warak Ngendok tersebut akan ditaruh pada bendi yang digunakan untuk karnaval.

Pengrajin Warak Ngendok, Robi Widodo terlihat sibuk dalam mempersiapkan manggar dan Warak Ngendok yang akan digunakan dalam karnaval. Ia dipercaya Pemerintah Kota Semarang untuk mengerjakan Warak Ngendok untuk memeriahkan karnaval Dugderan di Balai Kota Semarang.

"Saya dipercaya Pemkot sejak tahun 2009. Waktu itu saya pernah membuat Warak Ngendok dan Pemkot mempercayakan ke saya," ujarnya,Sabtu (4/6/2016).

Robi membuat Warak Ngendok sejumlah 25 unit yang dibantu empat karyawannya. Pembutan Warak Ngendok membutuhkan waktu sekitar dua minggu. Pembuatan Warak Ngendok dikerjajkan di kediamannya di Jalan Tumpang 1 nomer 59 kelurahan Gajahmungkur Kecamatan Gajahmungkur.

"Tidak ada kesulitan dalam membuat Warak Ngendok karena sudah tahun komposisinya. Bahan yang digunakan sebagian adalah gabus dan kayu," kata dia.

Humas Takhmir Masjid Agung Semarang Mukhaimin menuturkan tradisi Warak Ngendok sudah ada sejak dulu.

Warak Ngendok adalah hewan rekaan yang dibuat pada saat karnaval dugderan. "Warak Ngendok hanya dijual pada waktu Dugderan," sebutnya

Menurutnya masyarakat menyebut Warak Ngendok sebagai simbol persatuan.

Menurut Mukhaimin, Warak Ngendok berasal dari bahasa Arab, waro'a yang berarti menjaga diri. Warak Ngendok digambarkan sebagai hewan rekaan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan