Ramadan 2018
Etika Bertetangga Seorang Muslim
Tidak sedikit orang yang bertetangga justru saling menyakiti, saling melaporkan ke polisi hanya karena masalah sepele seperti soal parkir mobil.
Karena posisinya saling berdekatan, sementara masing-masing memiliki hak hidup, maka harus saling mengerti satu sama lain.
Terlarang bagi seorang mukmin mengganggu ketenangan tetangganya sendiri.
Larangan keras ini ditemukan dalam sebuah hadist dari Abu Hurairah, dimana Rasulullah berkata: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah dia mengganggu tetangganya".
Jika kita ikuti berita di media banyak orang bertangga justru bertengkar soal-soal sepele, misalnya kenakalan anak, rebutan akses jalan, atau soal perilaku keseharian dalam berbusana, atau menggunakan alat elektronik.
Jelas ini melanggar fatsun bertetangga yang harus dihindari.
Keempat, saling menasehati dalm kebaikan.
Karena hidup bersama dalam lingkup dekat, kenal dan sering bertemu, maka disarankan untuk saling menasehati dalam kebaikan dan mencegah dalam keburukan.
Nabi bersabda: "Agama itu nasihat" Kami (para sahabat) bertanya: "Untuk siapa wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan seluruh kaum muslimin". (HR. Muslim, Abu Dawud, Ahmad dan Nasa'i).
Karena itu, sampaikanlah nasihat-nasihat baik dengan cara hikmah, di antaranya dengan tidak menyebut orang yang dituju dan dengan tidak dilakukan secara kesombongan, apalagi dengan merasa lebih hebat darinya.
Kelima, saling berbagi makanan.
Apalagi dalam satu flat yang sering tahu apa yang masing-masing dimasak.
Rasulullah saw bersabda: "Wahai Abu Dzar, apabila kamu memasak sayur maka perbanyaklah airnya dan berilah tetanggamu". (HR. Muslim).
Dengan saling berbagi makanan atau oleh-oleh akan meningkatkan kedekatan sesama.
Keenam, tidak saling cari kesalahan.
Perilaku ini sering muncul saat di antara mereka ada rasa iri hati dengan banyak hal.