Selasa, 9 September 2025

Ramadan 2020

Penjelasan MUI Soal Viral Dukhan Tanda Kiamat di 15 Ramadan, Jumat 8 Mei 2020, Itu Hadis Palsu

Beredarnya hadis munculnya dukhan pada 15 Ramadan hari Jumat 8 Mei 2020 adalah hadis palsu. Untuk itu masyarakat diminta tidak panik.

Penulis: Muhammad Husain Sanusi
Editor: Suut Amdani
puchan
Ilustrasi asteroid menghantam bumi. Fenomena hujan meteor yang terjadi di bulan Mei tahun ini, dikaitkan dengan peristiwa Dukhan sebagai tanda-tanda akhir zaman. Beredar pula hadis palsu yang menyatakan akan terjadi kekacauan jika pertengahan Ramadan jatuh pada hari Jumat seperti (8/5/2020) besok. 

Pertama, sebagian menyebut itu sebagai salah satu tanda hari kiamat yang belum terjadi.

Kedua, dukhan adalah khayalan yang menimpa kaum Quraisy ketika mereka mengalami kelaparan ekstrem atas doa Nabi SAW.

Ketiga, dukhan adalah debu yang mengepul di hari kemenangan kaum Muslimin atas kota Mekkah sehingga materi kecil itu menutupi langit.

Selain keterangan dari MUI, sebelumnya Ustaz Syafiq Riza Basalamah menyebutkan hadist palsu ini sengaja disebarkan karena pada Ramadan tahun ini, pertengahan Ramadan bertepatan di hari Jumat.

Padahal hadist ini adalah palsu. Hukum hadist ini palsu alias munkar tidak punya dasar dari perawi yang tsiqah.

"Ibnul Jauzi mengatakan, hadist ini palsu atas nama Nabi Muhammad SAW. Syaikh Albani juga mengatakan hadist ini palsu. Maka hadist palsu tidak boleh diamalkan," ujarnya.

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelasakan bahwa:

"Hadis tersebut tidak memiliki dasar dari keshahihannya. Bahkan hadis ini batil dan dusta. Betapa banyak tahun-tahun yang telah berlalu dari kaum muslimin yang di dalamnya ada momen dimana malam Jumat bertepatan dengan malam pertengahan bulan Ramadan.

Namun, Alhamdulillah tidak pernah terjadi huru-hara sebagaimana yang telah disebutkan para pendusta tersebut baik yang berupa suara dahsyat atau yang lainnya.

Baca: Beri Makanan Orang yang Berpuasa Jadi Sedekah Paling Dianjurkan saat Ramadhan

Maka dari itu, perlu dicamkan oleh siapa saja yang telah mengetahui penjelasan ini, bahwasanya tidak boleh baginya menyebarkan hadis batil tersebut. Bahkan wajib baginya merobek, membinasakan, dan memperingatkan (orang lain) akan kebatilannya."

Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid hafidzahullah juga mengomentari hadis tentang huru-hara dan malapetaka yang konon akan terjadi pada tanggal 15 Ramadan apabila bertepatan dengan hari Jumat, beliau berkata:

هذا الحديث منكر لا يصح، لم يرد بسند مقبول، ولم يثبت من كلام النبي صلى الله عليه وسلم، كما أن الواقع يكذبه ويرده، فقد وافق في أعوام كثيرة سابقة مجيء يوم الجمعة في الخامس عشر من رمضان، ولذلك حكم عليه العلماء بالوضع والكذب

"Hadis ini merupakan hadis yang munkar, tidak shahih. Sanadnya pun tidak bisa diterima. Tidak pula ada kepastian berasal dari ucapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dan fakta realitanya juga ternyata tidak membenarkan hal tersebut dan bahkan justru membantahnya.

Sungguh hal ini sudah sering kali terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu hari Jumat bertepatan dengan tanggal 15 Ramadan (namun hal tersebut tidak terjadi-red). Maka dari itu para ulama menghukumi hadis tersebut palsu dan dusta."

Al-‘Uqailiy rahimahullah berkata:

ليس لهذا الحديث أصل من حديث ثقة، ولا من وجه يثبت

“Hadis ini tidak memiliki dasar yang bisa dipercaya, tidak pula didapati hadis lain yang mendukung (keshahihannya).” (Adh-Dhu’afa al-Kabir 3/52).

(*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan