Ramadan 2025
Bolehkah Mandi Wajib setelah Sahur? Simak Penjelasannya
Dalam menjalankan ibadah puasa, banyak umat Islam yang bertanya, apakah boleh mandi wajib setelah sahur? Simak inilah penjelasannya.
Penulis:
Lanny Latifah
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini penjelasan soal apakah boleh mandi wajib setelah sahur?
Diketahui, mandi wajib secara istilah adalah menuangkan air ke seluruh badan dengan cara khusus, betujuan untuk menghilangkan hadast besar.
Adapun penyebab seseorang harus mandi wajib adalah di antaranya setelah dirinya mengalami hadast besar, setelah melakukan hubungan badan, haid, nifas, dan lainnya.
Dalam menjalankan ibadah puasa, banyak umat Islam yang bertanya, apakah boleh mandi wajib setelah sahur?
Pertanyaan ini muncul terutama dari umat Islam yang ingin memastikan apakah puasanya tetap sah jika mandi wajib dilakukan setelah waktu sahur.
Lantas, apakah boleh mandi wajib setelah sahur?
Dilansir laman baznas.go.id, mandi wajib tidak mempengaruhi sah atau tidaknya puasa.
Bahkan ketika mandi wajib itu ditunda secara sengaja hingga waktu fajar tiba.
Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah Ra dan Ummu Salamah Ra, yang berbunyi:
“Nabi Muhammad Saw pernah memasuki waktu subuh dalam keadaan junub karena berjima. Setelah masuk waktu subuh tiba, beliau mandi dan berpuasa.” (HR Bukhari dan Muslim).
Sementara itu, Syaikh Wahbah Al-Zuhaili dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu menjelaskan bahwa:
Baca juga: Niat Mandi Wajib Sebelum Puasa Ramadhan 2025 dan Tata Cara Urutannya
"Barangsiapa di waktu subuh masih junub atau perempuan haid yang sudah suci sebelum fajar, kemudian keduanya mandi setelah fajar, maka puasa pada hari itu sudah mencukupi bagi keduanya (sah)."
Kemudian, dalam Al-Qur’an Surah Al-Maidah ayat 6 dijelaskan, "Jika kamu junub, maka mandilah."
Ayat tersebut menunjukkan bahwa mandi wajib adalah kewajiban bagi seseorang yang mengalami hadast besar, tanpa ada batasan waktu tertentu.
Jadi, apakah boleh mandi wajib setelah sahur?
Berdasarkan hadits shahih di atas dan pendapat para ulama, jawabannya adalah boleh dan tidak mempengaruhi keabsahan puasa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.