Senin, 18 Agustus 2025

Ramadan 2025

Merawat Kemabruran Puasa, Menebarkan Energi Positif Bagian dari Misi Suci Ramadan

Nasaruddin Umar menyebut bahwa menebarkan energi positif bagian dari misi suci Ramadan.

Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
Menteri Agama RI Nasaruddin Umar melakukan sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Sutdio Tribun Network, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2025). Nasasruddin mengatakan bahwa menebarkan energi positif merupakan bagian dari misi suci Ramadan.TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN 

Menteri Agama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA

TRIBUNNEWS.COM - Menebarkan energi positif bagian dari misi suci Ramadan

Perbuatan yang menyedot energi orang seperti riya dan ambisi berlebihan termasuk contoh menyedot energi orang lain sekaligus berarti menebarkan energi negatif. 

Baca juga: Ramadan di Rusia: Antara Tradisi dan Tantangan Cuaca

Kemampuan seseorang untuk meraih simpati, respek, cinta, dan empati orang lain adalah salah satu cara untuk mendapatkan kebahagiaan. 

Inti silaturrahim sesungguhnya tidak lain adalah untuk saling membahagiakan satu sama lain. 

Penampilan yang ceria, tutur kata yang indah, dan akhlak yang santun akan menumbuhkan simpati orang lain. 

Begitu pentingnya kelemah-lembutan itu maka Rasulullah SAW pernah bersabda: "Barangsiapa tidak diberi kelemahlembutan, maka dia telah terhalang dari semua kebaikan." 

Seorang bijak pernah mengatakan: "Kelemahlembutan itu mampu menarik ular keluar dari liangnya." 

Orang bijak lain mengatakan: "Ambillah madunya, tapi jangan merusak sarangnya."

Jika seseorang secara konsisten mampu menjalani kehidupannya penuh dengan kelemahlembutan maka bukan saja mendatangkan kebahagiaan permanen di dalam diri dan keluarganya, tetapi segenap lingkungan masyarakat tempat ia berdomisili juga merasakan kebahagiaan itu. 

Orang-orang seperti ini mampu mengalirkan energy positif ke dalam lingkungan komunitasnya. 

Entah itu di kantor, di lingkugan perumahan, atau di pusat-pusat ibadah setempat. 

Orang-orang seperti ini sering dikatakan: Kepergiannya adalah kehilangan dan kehadirannya adalah kebahagiaan. 

Berbeda dengan orang-orang kebalikannya, yang karakternya selalu menebar energy negative di lingkungannya, sering dikatakan: Datang tidak menguntungkan pergi tak mengurangi. 

Bahkan ada orang yang: "Kepergiannya Alhamdulillah dan kedatangannya inna lillah".

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan