Jejak Misterius di Yogya
Lapan Yakin Dua Crop Circle Yogya Buatan Manusia
Lapan membantah tudingan peneliti asing yang menyebut terburu-buru menyimpulkan nahwa jik Crop Circle di Sleman adalah buatan manusia.

Melalui Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa, Drs. Sri Kaloka Prabotosari, LAPAN memberikan beberapa analisa ilmiah soal bukti adanya campur tangan manusia di pola unik yang terbentuk di dua lokasi Crop Circle yang ada di Sleman dan Bantul.
"Kami tetap yakin ini buatan manusia. Mungkin peneliti dari Amerika tersebut hanya melihat foto saja. Kalau turun langsung ke lokasi, pasti akan menemukan kejanggalan yang menjadi bukti bahwa itu buatan manusia," jelas Sri Kaloka kepada Tribunnews.com, Rabu (26/1/2011).
Sebelumnya, Direktur The BLT Research Team Inc yakni Nancy Talbott yang berkantor di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat mengatakan, Lapan terlalu cepat menyimpulkan crop circle Sleman buatan manusia. Nancy mengatakan, bahwa batang padi tersebut tidak di rebahkan begitu saja. Tapi di putar, di bengkokkan lalu dirapikan seperti menyisir rambut.
Dan kalaupun hal ini bisa dilakukan manusia, maka dibutuhkan waktu yang lama minimal 2 hari karena jaringan luar dari tanaman sama sekali tidak elastis, gampang patah. Artinya kalau di bengkokkan secara paksa, pasti akan patah (lihat gambar). ia juga menunjukkan foto hasil perbandingan antara tanaman yang di crop circle dengan yang normal.
Namun Lapan memiliki argumentasi. Setidaknya ada beberapa bukti bahwa crop circle tersebut buatan manusia. Pertama, LAPAN melalui identifikasi di lapangan menemukan untuk membentuk sebuah pola geometris, terdapat sebuah lingkaran utama. Lingkaran ini berfungsi sebagai sentral dari pembentukan pola geometris.
Lingkaran tersebut berdiameter lima meter. Di antara lingkaran utama, terdapat juga lingkaran-lingkaran sekeliling dengan diameter yang sama. "Pada lingkaran utama terdapat lobang pancang sedalam 25 sentimeter dengan diameter 4 sentimeter. Itu yang menjadi poros utama atau titik sentralnya," jelas Sri Kaloka.
Penjelasan lain yang diberikan adalah mengenai bentuk patahan batang padi. Sri Kaloka menjelaskan, semua bentuk rebah batang padi memiliki bentuk model rebah yang sama. Ia menjelaskan, batang yang timnya temui sebagian besar patah.
"Seperti bengkok melengkung, tapi ya itu patah. Selain itu, ada bekas tekanan di tanah yang tertutup oleh rebahnya padi," tambah Sri Kaloka.
Sri Kaloka juga mengindikasikan, kemungkinan ada dua cara membentuk rebahan padi dengan motif yang sama. Selain menggunakan sejenis papan untuk kemudian ditarik untuk memberikan tekanan pada batang padi hingga rebah, cara lain adalah secara sederhana ialah dengan menggunakan teknik injak kaki.
Sedangkan untuk masuk ke lokasi untuk membuat crop circle tersebut, para pembuat diduga masuk melalui pematang sawah. "Di dekat pusat geometris, kan tidak ada pematangnya. Kita temukan, ada sibakan-sibakan padi untuk lewat," terangnya.
Mengenai crop circle di Piyungan, Bantul, Lapan sangat yakin kalau itu adalah buatan manusia. Alasannnya, selain bentuknya tidak rapi, ditemukan pula jejak kaki manusia.