Selasa, 30 September 2025

Erupsi Merapi

Keris Mbah Maridjan Kini di Tangan Mantan Ketua DPRD

Ganasnya awan panas dan larva Merapi seakan tidak berarti bagi pusaka sang Juru Kunci Merapi.

Editor: Gusti Sawabi
zoom-inlihat foto Keris Mbah Maridjan Kini di Tangan Mantan Ketua DPRD
tribun jogja
Agus Wiyarto sedang memegang keris yang semula adalah milik Mbah Maridjan, juru kunci Gunung Merapi
TRIBUNEWS.COM – Ganasnya awan panas dan larva Merapi seakan tidak berarti bagi pusaka sang Juru Kunci Merapi. Keris Kyai Lulut milik Mbah Maridjan ditemukan utuh dalam timbunan abu vulkanik yang saat erupsi diperkirakan bersuhu 600 derajat celcius.

Saat ini benda itu berada di rumah Agus Wiyarto, sahabat dekat Juru Kunci Merapi yang sekaligus mantan ketua DPRD Bantul.

Asih, putra Mbah Maridjan memberikan keris tersebut kepada Agus Wiyarto saat peringatan 40 hari wafatnya sang Juru Kunci. Agus dianggap sebagai salah satu orang terdekat Mbah Maridjan dan telah diangkat menjadi anak oleh Mbah Hargo (ayah Mbah Maridjan) sejak tahun 1979.

"Asih tiba-tiba ngomong, kulo dikengken bapak (Mbah Maridjan) nyerahaken keris dumateng njenengan (saya disuruh bapak untuk menyerahkan keris kepada anda), awalnya kaget kok bisa ke saya," kata Agus kepada Tribun Jogja, Selasa (15/2/2011) di Kasongan, Kasihan, Bantul.

Keris tersebut ditemukan tim evakuasi pada 27 Oktober 2011 bersama tombak dan foto-foto Sri Sultan HB IX. Benda-benda tersebut terkubur sekitar 15 centimeter di dalam abu. Namun anehnya keris dan tombak tersebut tidak rusak sama sekali. Kondisi keris saat ditemukan hanya ada api kecil di tali pembungkus keris. Sedangkan tombaknya hanya terbakar sedikit di kayu namun tak sampai hancur, padahal semua kayu disekitarnya terbakar habis.

"Keris itu hanya kotor di bagian bawah dan masih terbungkus rapi, pembungkusnya dari kain juga nggak apa-apa cuma talinya yang kena percikan api, awalnya nggak bisa dibuka tapi akhirnya bisa dibuka" kata mantan ketua DPRD ini sambil menunjukan keris tersebut.

Keris tersebut sempat berpindah tangan ke warga Balong. Namun setelah 7 hari sejak benda tersebut ditemukan, warga Balong yang tidak diketahui nama dan alamat lengkapnya itu kemudian menelepon Asih dan mengembalikan kepadanya. Pada saat 40 hari wafatnya Mbah Maridjan, Asih menyerahkan kepada Agus.

"Nggak tahu apa alasannya kok diberikan kepada saya, tapi keris itu merupakan bentuk kepercayaan seorang sahabat," kata Agus Wiyarto.

Sehari kemudian, Miskam, keponakan Mbah Maridjan juga menyerahkan tombak untuk dititipkan kepada Agus. Kedua benda tersebut kemudian dijamas oleh Ki Margiono. Namun karena kurang manteb lalu dijamas di Kotagede.

"Tapi waktu jamas saya nggak kasih tahu itu keris punya simbah, takutnya malah dipikir yang bukan-bukan," ujar pria yang sudah 77 kali naik ke puncak Merapi ini.

Keris tersebut memiliki wujud luk pitu, pamornya dwi warna ujung gunung junjung drajat dan memiliki singkir geni. Benda tersebut selalu digunakan oleh Mbah Maridjan saat upacara-upacara kebesaran.

Saat ini Agus Wiyarto akan menyimpan dan merawat dengan baik benda pusaka tersebut. Tombak akan Ia serahkan kepada Juru Kunci Merapi selanjutnya, karena tombak melekat pada institusi Juru Kunci Merapi.

"Saya akan memperlakukan Keris Kyai Ujung Gunung ini sebagai benda pusaka yang punya history cukup tinggi, akan saya jaga karena ini titipan seorang sahabat," pungkas Agus.

Menurutnya setiap benda memiliki sisi mitologinya masing-masing. Keris tersebut melekat kepada sosok sang Juru Kunci dan memiliki story yang sangat kuat karena selalu menemani Mbah Maridjan selama bertugas menjaga Gunung Merapi sampai akhir hayatnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved