Keributan SARA di Sampit Tak Sampai Meluas
Ketegangan bernuansa SARA muncul di kawasan Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
Editor:
Prawira
"Pembacokan itu terjadi di keramaian, di pasar ikan, kecamatan Teluk Sampit, hari Minggu lalu," kata Anang Nur Ali, warga Teluk Sampit, kepada Tribunnews.com, Kamis (17/2/2011) malam.
Menurut Anang, kejadian pembacokan ini diduga dipicu dendam lama akibat peristiwa sebelumnya yang sudah didamaikan. Sebelumnya, si pembacok dan korban memang sempat terlibat konflik akibat bersenggolan sepeda motor di jalan.
Cekcok di jalan itu tidak sempat meluas karena keduanya sepakat untuk berdamai. Namun ternyata pembacok masih menyimpan dendam. Minggu (13/2/2011) siang, saat pemuda setempat berkunjung ke pasar ikan, tiba-tiba dua orang dari kelompok warga pendatang membacok hingga korban luka berat.
Peristiwa itu pun segera menyebar. Alhasil warga setempat beramai-ramai mendatangi desa tempat kedua pembacok itu tinggal di Desa Sungai Jum, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur.
"Kedua pelaku pembacokan melarikan diri ke hutan, dan meninggalkan istrinya," kata Anang. Menurut Anang, warga memang sempat mendatangi rumah tersangka pelaku pembacokan. Namun, tidak ada korban jiwa. Anak dan istri tersangka pelaku pembacokan sudah diamankan di kantor polisi setempat. Untuk mengantisipasi serangan, polisi disiagakan di desa itu.
Menurut Anang, saat ini kondisi Kota Sampit dan sekitarnya masih relatif aman. "Tidak ada isnsiden serupa yang menyebar ke warga di desa-desa lain dan kecamatan lain," katanya.
Warga setempat saat ini masih bisa menahan diri. "Namum ada ultimatum untuk pihak kepolisian agar segera menangkap dua tersangka pelaku pembacokan yang kini lari ke hutan," kata Anang.
Wakil Direktur Reskrim Polda Kalteng AKBP Achmad Alwi mengungkapkan hingga saat ini tersangka belum dapat ditangkap. "Itu keributan kecil, sudah bisa diatasi. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. sekarang tinggal mencari dan menangkap tersangkanya," ujar AKBP Achmad Alwi