Ribuan Arca Masih Terkubur dalam Tanah
Kekayaan prasejarah Sumsel yang terletak di Lahat, Pagaralam, Empatlawang merupakan perkampungan purbakala terbesar di Indonesia.
Editor:
Prawira

Sedikitnya terdapat 5.000 temuan megalitikum di Bumi Pasemah yang dapat dijadikan objek wisata andalan untuk menggaet turis mancanegara. Tak kalah dengan Tembok Besar di Cina atau sisa reruntuhan dan monumen peradaban masa lalu di Thailand Tengah dan Utara.
Megalit yang banyak ditemukan di Kota Pagaralam dan Kabupaten Lahat seperti arca, dolmen, lesung batu, lumpang batu, batu datar, kubur batu, meja batu, menhir, rumah batu, bilik batu, dan tetralit atau seperangkat meja kursi sebagai tempat musyawarah pada masa lampau.
Ketua Tim Balai Arkeologi (Balar) Palembang, Kristantina Indriastuti saat dihubungi Selasa (17/5/2011), mengakui masih banyak benda purbakala yang belum bisa digali.
“Memang masih banyak megalitikum yang terkubur, kalau melihat dari sejarah megalitikum yang terkubur itu bisa saja kita gali semua. Pada zaman megalitikum itu memang belum mengenal logam mulia emas, tapi sudah menggunakan logam jenis perunggu. Nilai sejarahnya tinggi,” kata Kristanti Menurutnya, jika pihak pemerintah dapat memanfaatkan berbagai situs megalit sebagai kawasan tujuan wisata museum terbuka benda bersejarah, dipastikan pendapatan asli daerah (PAD) bertambah.
Hal tersebut sudah diterapkan oleh beberapa daerah seperti di kawasan Sulawesi dan Kalimantan. Setiap penelitian dan observasi benda bersejarah, pihak pemerintah akan menyiapkan dana. Selain dana pemeliharaan juga ada dana untuk penelitian.
Jika hal tersebut sudah dapat diterapkan di kawasan Pasemah ini, maka semua megalit dan situs purbakala yang ada dikawasan tersebut dapat ditemukan.
“Jika hanya mengandalkan dana dari Balar dan BP3 saja, maka tidak akan maksimal kerja para peneliti. Karena biasanya kita hanya mempu melakukan penelitian selama sepuluh hari saja,” ujarnya.
Berdasarkan hasil penelitian Balar Palembang, peradaban di Pasemah bukan peradaban tertua, karena diperkirakan peradaban tertua ada di Jawa karena usia temuan rata-rata 1.300 tahun, sedangkan di kawasan Pasemah ini berusia sekitar 700 tahun.
Namun demikian, kata Kristanti, kawasan Lahat, Pagaralam, dan Empatlawang sudah dapat dipastikan sebagai kawasan megalitik terbesar di Indonesia. Hal ini terbukti dari banyaknya jenis Megalit yang ditemukan di sini dan tidak ada di daerah lain.
Memang ada beberapa jenis megalit yang belum ditemukan di kawasan tersebut, seperti alat Serpi Obsidian yang biasa digunakan untuk memotong kayu dan bercocok tanam. Namun untuk jenis lain merupakan kawasan paling lengkap.
“Karena hampir semua jenis megalit terdapat di tiga daerah di Sumsel ini,” ujar Kristanti.
Temuan Baru Dalam satu tahun ini saja Balar Palembang sudah mendata sekitar 325 megalit temuan baru berbagai jenis. Ini baru hasil pendataan di tiga kecamatan saja yaitu kecamatan Jarai, Pajar Bulan, dan di Kecamatan Dempo Utara.
Dia memprediksi kemungkinan masih ada ratusan situs bersejarah baik yang saat ini belum terdata maupun belum adanya penggalian, khususnya di Pagaralam dan Lahat.
“Jika dilihat dari banyaknya temuan itu, kemungkinan besar kawasan tersebut adalah perkampungan pada zaman dahulu,” ujar Kristanti.
Jika dibandingkan dengan daerah di luar Sumsel, koleksi megalitikum di kawasan Pasemah lebih beragam dan sangat banyak situs purbakala yang ditemukan.
Seperti di pulau Jawa, Sulawesi, dan Papua, hanya ditemukan beberapa jenis saja dan kebanyakan hanya berbentuk dolmen, tetralit dan juga tempayan kubur.
Hal ini menunjukkan jika kehidupan manusia purba dahulu banyak bertempat tinggal di Pasemah. Hal ini terbukti dari banyaknya penemuan seperti arca, lumpang batu, kursi batu, kubur batu, menhir, dolmen, tampayan kubur dan masih banyak jenis lainnya. Hal ini diperkuat dari catatan yang ada pada Balar Palembang yang dapat menjadikan kawasan Pasemah merupakan Komplek Megalit terbesar.
Menurut Kristina, beberapa hari ini saja pihaknya kembali menemukan komplek atau kampung megalit yang berlokasi di Desa Gunung Kaya, Kecamatan Jarai, Kabupaten Lahat.
Di lokasi tersebut terdapat sekitar sebelas dolmen, satu tetralit, satu monolit, satu batu formasi bersegi empat dan satu buah lumpang batu.
Lokasi kampung megalit lainnya ada di Kota Pagaralam yaitu Dusun Tanjung Aro. Di lokasi tersebut terdapat arca, dolmen, menhir, kubur batu dan masih banyak jenis lainnya.
Kebanyakan kampung atau kompleks megalit yang ditemukan berada di tengah perkebunan dan persawahan milik warga, yang lokasinya berdampingan dengan permukiman warga. Ada juga yang terdapat tengah-tengah pemukiman penduduk.
Pada kondisi seperti itu jika tidak segera dilakukan pendataan dan pemeliharaan dikahwatirkan megalit dapat rusak, bahkan dapat dihancurkan oleh masyarakat yang tidak mengerti.
Kepala Dinas Kebudyaan dan Pariwisata (Disbudpar), Syafrudin, mengatakan memang untuk saat ini pemerintah mengalami banyak kendala dalam menindaklanjuti berbagai penemuan benda purbakala yang bernilai sejarah tersebut, terutama masalah dana dan keterbatasan sumber daya manusia.