Taman di Kota Medan Berubah Jadi Tempat Mangkal Pelacur
Belum ada taman kota yang benar-benar representatif digunakan warga sebagai sarana bersantai di kota Medan.Parahnya, taman berubah fungsi.
Laporan Wartawan Tribun Medan, Irfan Azmi Silalahi
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Anggota komunitas ini Miduk Hutabarat, mengatakan hingga saat ini belum ada taman kota yang benar-benar representatif digunakan warga sebagai sarana bersantai di kota Medan. Parahnya, taman ini malah berubah fungsi sebagai sarana bisnis, pacaran dan lebih ektrem sebagai tempat mangkal para pelacur.
"Dari data yang kami kumpulkan terdapat 130an taman kota di 21 kecamatan yang tersebar. Namun tidak ada satupun taman yang benar-benar dijadikan warga sebagai lokasi untuk menghilangkan penat.
Beberapa diantaranya malah berubah wujud. Taman Beringin menjadi lokasi pacaran, Taman Ahmad Yani menjadi lokasi pegagang bunga, Taman Teladan banyak pengamen dan beberapa preman dan Taman Gajah Mada menjadi lokasi mangkal para PSK," ujarnya.
Untuk merubah fungsi taman kota menjadi yang sebenarnya, pihaknya beberapa tahun terakhir mencoba membuat forum diskusi setiap Sabtu di Taman Beringin. Pihaknya yakin, spirit universal bahwa peradaban harus kembali ke smesta dan pluralisme yang pernah hidup di kawasan dunia timur akan kembali lagi di Medan.
Dari sanalah kemudian tergagas komunitas yang bisa menggunakan taman-taman kota dalam wujud penggunaan sebenarnya. Ini menjadi landasan awal berdirinya komunitas Taman Medan. Hal itu dikatakan Miduk saat disambangi Tribun di Kopi Tiam Ong Jalan Dr Mansyur Medan, Minggu (3/7/2011).
Dijelaskannya, sejak berdiri tahun 2000, dan diisi anggota aktif sebanyak 25 orang. komunitas ini mencoba merancang, bagaimana semua bisa warga bisa mengakses sebuah taman tanpa harus dibatasi oleh apapun dan tidak dijadikan lokasi komersialisme. Bagi komonitas ini, pempagaran banyak taman dan diberlakukannya parkir bagi pengunjung membuat warga kurang nyaman