Sabtu, 1 November 2025

Bom di Bima

Pimpinan Ponpes Bima Diduga Terlibat Penusukan Polisi

Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) menangkap pimpinan Pondok Pesantren Umar Bin Khatab Bima, Ustad Abrori, di Kecamatan Bolo,

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Pimpinan Ponpes Bima Diduga Terlibat Penusukan Polisi
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Irjen Pol Anton Bahrul Alam, Kadiv Humas Mabes Polri.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) menangkap pimpinan Pondok Pesantren Umar Bin Khatab Bima, Ustad Abrori, di Kecamatan Bolo, NTB, Jumat (15/7/2011) siang. Ponpes tersebut merupakan lokasi ledakan bom rakitan pada Senin (11/7/2011).

Selain diduga terlibat kasus bom di ponpesnya, Abrori juga diduga terlibat kasus penusukan anggota Polsek Dolo yang dilakukan santrinya, Sa’ban Arrahman (18 th), pada 30 Juni 2011, lalu. "Abrori adalah orang yang diduga terlibat kasus bom di Ponpes UBK dan penusukan Anggota polsek Bolo," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen (Pol) Ketut Untung Yoga Ana.

Sekadar diketahui, saat ini kepolisian masih melakukan penyidikan terhadap Sa’ban Arrahman di Polda NTB. Ia ditangkap seusai menusuk sebanyak 14 kali ke tubuh Brigadir Rochmat Saipudin yang tengah piket di Polsek Bolo, pada 30 Juni 2011. Nyawanya tak tertolong kendati telah dilarikan ke Puskesmas Bolo.

Nama Ponpes Umar Bin Khatab memang tidak asing lagi. Sebelumnya, Polda NTB mengakui terduga teroris kelompok Aceh, Mujahidul Haq alias Uqbah, tertangkap di Kabupaten Dompu, pada Desember 2010. Uqbah adalah seorang pengajar di ponpes Umar bin Khatab dan lulusan Ponpes Nuru Suhada Solo.

Anggota Jemaah Anshorut Tauhid (JAT) Bima itu ditangkap, karena diduga ikut mendanai pelatihan militer kelompok radikal di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh.

Ia didakwa melakukan permufakatan, percobaan, atau perbantuan untuk melakukan tindak pidana terorisme dengan cara memberi bantuan sejumlah dana melalui Luthfi Haidaroh alias Ubaid, bendahara pelatihan militer Aceh.

Pada September 2009, Uqbah pernah menemui Ubaid di Jawa Timur dan meminta tolong mencarikan dana untuk Jihad fisabilillah. Setelah pertemuan tersebut, Uqbah menyampaikan hasil pembicaraannya dengan Ubaid kepada Ustad Choiri dan Ustad Abrori mengenai kebutuhan bantuan dana untuk pesantren milik orang tua Ubaid dan dana untuk jihad fisabilillah.

Pada Desember 2009, Imron Baihaqi alias Abu Tholut alias Mustofa dan Ubaid menemui Uqbah di kantor JAT Bima, dan mengutarakan kembali perihal bantuan dana untuk jihad fisabilillah. Kemudian Mujihadul pun mencarikan dana dan mentransfer dana melalui bank.

Selain didakwa merencanakan dan melakukan permufakatan jahat, Mujihadul Haq juga didakwa menutupi adanya rencana tentang tindak pidana terorisme.

Sebagaimana diberitakan, ledakan bom rakitan di dalam Ponpes Umar Bin Khatab, Desa Sanolo, Kecamatan Bolo, Bima, NTB, pada Senin (11/7/2011) sore, yang mengakibatkan seorang pengurus ponpes, Firdaus, tewas di tempat. Firdaus juga disebut-sebut sempat mengikuti pelatihan dengan kelompok radikal di Mindanau, Filipina Selatan.

Sejak kejadian ledakan, sejumlah penghuni pesantren mempersenjatai diri dan menghadapi polisi yang hendak melakukan olah TKP.

Polisi baru bisa masuk ke area dalam ponpes pada Rabu (13/7/2011) sore. Namun, usaha penyergapan anggota Polda NTB dibantu Densus Antiteror 88 Polri itu tak membuahkan hasil. Karena penghuni ponpes tersebut telah melarikan diri, termasuk Abrori.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved