Kamis, 11 September 2025

Diskusi Fire and Rescue

Sekuriti Pasar Perlu Latihan Pemadaman

Bagaimana Dinas Pasar Balikpapan melakukan pengamanan terhadap pasar-pasar?

Penulis: Achmad Subechi

MUSUH  pasar adalah kebakaran banjir dan pencurian! Bagaimana  Dinas Pasar Balikpapan melakukan pengamanan? Bagaimana pula sistem pengamanan di mal-mal. Balcony termasuk yang memberikan jaminan keamanan kepada pengunjungnya. Basarnas Kaltim pun dalam melaksanakan operasi rescue menyerahkan tingkat komando pada tim relawan yang datang paling dulu. 

Amin Latief (Kepala Dinas Pasar Kota Balikpapan)

Mungkin pengalaman saya di dinas pasar masih minim, karena saya masuk dinas pasar baru setahun.  Saya akan menjelaskan  terkait kebakaran dan kebanjiran di kawasan pasar.

Untuk kebakaran, sejak didirikan dinas pasar, kebakaran terbesar yakni tahun 1994 yaitu pasar shopping center dengan kerugian hampir Rp 3 miliar, dan jumlah pedagang kehilangan tempat jualan kurang lebih 367. Peristiwa kedua, terjadi 2007 di seberangnya Pasar Inpres itu kurang lebih  32 pedagang kehilangan tempat berjualan dengan nilai kerugian sekitar Rp 800 juta, karena memang tempatnya sederhana hanya terbuat dari kayu, kemudian yang terakhir di Pasar Sepinggan tahun 2009 dengan jumlah pedagang korban 113 kehilangan tempat usaha. Hasil perhitungan dari asuransi nilai kerugian sekitar hampir Rp 1 miliar.

Kemudian kami mengambil langkah, mulai tahun 2009 lalu setelah kebakaran Pasar Sepinggan diajukan usulan anggaran untuk jaminan asusransi. Untuk bayar asuransi tidak  kurang Rp 675 juta. Asuransi ini diarahkan ke pasar ‑pasar tradisional yang mempunyai tingkat risiko kebakarannya cukup tinggi. Misalnya, Pasar Sepinggan yang hanya 40 persen bangunannya non-permanen, pasar Inpres Kebun Sayur juga 80 persen lebih non-permanen, pasar Kampung Baru itu juga walaupun agak baru tiga tahun tapi risiko kebakarannya cukup tinggi, karena lokasinya dikelilingi rumah penduduk, termasuk memberi pengamanan listrik. Untuk Pasar Klandasan, ini juga kurang lebih 40 persen non-permanen yaitu pasar Blok F dn E. Blok ini lokasi bapak‑bapak makan Coto Makassar. Itu tingkat risikonya cukup tinggi, karena petaknya kecil‑kecil ukurannya 1,5x1 meter, artinya padat penghuninya dan kunjungannya cukup tinggi kemudian akses keluar juga dikelilingi pemukiman, dan alur lalu lintas juga cukup tinggi, dan kalau ada kebakaran akan mempersulit evakuasi.

Kebakaran memang musuh pertama pasar. Musuh kedua adalah banjir. Banjir juga memberikan risiko cukup tinggi terhadap pasar. Banjir terbesar pernah terjadi di Pasar Sepinggan. Malahan ada satu pedagang menderita kerugian mencapai Rp 500 juta. Banjirnya masuk 1,5 meter ke dalam gudang. Seluruh barangnya habis digenangi air, tidak ada penyelamatan.

Kita memberi saran untuk mengurangi krugian akibat banjir. Pedagang biasanya menumpuk barang dagangan di lapaknya sehingga jadi penuh, padahal itu salah. Jadi lapak 2x3 meter itu jangan dipakai semua. Harus ada gudang, supaya kalau ada kecelakaan atau musibah tidak dua-duanya jadi korban. Jadi teknis pengamanannya, barang paling murah ditaruh paling depan, sedangkan barang termahal ditaruh paling belakang. Alhamdulillah, pada saat di Pasar Sepinggan terjadi banjir cukup besar, setelah kami berikan pemhaman itu yang terkena banjir sedikit saja. 

Ketiga,  adalah 'upaya pemindahan barang dari tempat ke tempat lain' padahal barang tersebut bukan miliknya, alias maling! Kita atur keamanan sesuai kondisi situasi. Untuk Pasar Klandasan itu cukup enam petugas keamanan tapi sibantu oleh pedagang. Pada saiang hari, pengamanan dari masing-masing pedagang.  Yang sangat rawan kasus pencurian ada di Pasar Pandansari, karena aksesnya ini dikelilingi kemudahan‑kemudahan. Jangankan mobil pick up, truk atau tronton itu bisa lewat di sana. Kalau cuma tiga karung beras diambil mudah saja. Untuk itulah kami tempatkan 12 petugas pengamanan. Meskipun pengamanan cukup ketat, tapi masih saja ada kasus pencurian.

Mengapa ini terjadi? Karena setelah kami investigasi, ternyatasaran kami kepada pedagang ternyata tidak diikuti. Sebagai contoh, menaruh barang tidak di dalam ruang kiostapi di luar. Padahal kalau barang ditaruh di dalam kios jauh lebih aman dan bisa mengurangi iriko pencurian. Tiga hal ini saya kira yang selalu terjadi di dinas pasar, disamping kita memberikan penyuluhan kepada pedagang, kami juga selalu berkordinasi.

                                                         *** 

Mardi Kasdi (Ketua Lembaga Konsumen Indonesia):  Apakah petugas keamanan itu di pasar itu sudah dilatih safety fire atau tidak, kalau tidak maka sama saja tidak berguna? 

Amin Latief: Kebetulan tidak semua terlatih, tapi ke depan akan kami agendakan untuk berkordinasi dan menjalani pelatihan tanggap darurat. Tapi kami juga punya hydrant di sejumlah sudut.

Moderator: Hydrant di pasar itu masih aktif atau ngalir tidak?

Amin Latief: Kami tiap bulan selalu membersihkan parit‑parit Pak, karena airnya ngambilnya dari situ. Di Pandansari dan Klandasan dan Sepinggan ada hydrant, yang khawatir di Pasar Inpres tidak ada.

Moderator: Baik terima kasih, mudah‑mudahan kita berharap tidak ada lagi kebakaran di pasar. Selanjutnya kepada Pak Dadang dari Balcony, apa saja yang dipersiapkan, kalau kita bawa anak, orangtua, keluarga teman dan lainnya. Misalnya kenapa saya berani masuk ke Balcony, karena mungkin safety‑nya bagus atau bagaimana. Untuk itu kami juga ingin mendengar bagaimana safety‑nya, baik Pak Dadang dipersilakan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan