helikopter jatuh
Cerita di Balik Evakuasi: Bau Avtur Jadi Petunjuk Lokasi
Tidak mudah mencari lokasi jatuhnya heli Nyaman Air yang membawa 10 penumpang, termasuk 9 karyawan Nusa Halmahera Minerals

Laporan Wartawan Tribun Manado, Budi Susilo
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Tidak mudah mencari lokasi jatuhnya heli Nyaman Air yang membawa 10 penumpang, termasuk 9 karyawan Nusa Halmahera Minerals, Rabu lalu. Namun tekad kuat demi kemanusiaan membuat tim gabungan Yonif 712 Wiratama dan Yon Marinir Bitung melupakan gelapnya malam, dan dinginnya suhu di hutan Gunung Duasudara.Senter dan sisa bau avtur menjadi titik terang.
SERTU Riston Dalimba, anggota Yonif 712 Wiratama terus menyusuri rerimbunan hutan Gunung Duasudara tanpa banyak bicara. Matanya awas menatap jalanan tak berujung di depan dengan hanya mengandalkan penerangan senter sederhana. Baju di badannya mulai basah. Hawa dingin mulai menggigit tulang di tubuh.
Namun dia tetap bergegas bergerak ke depan. Semua bermula dari sebuah pesan masuk. Pengirim sang komandan. Begitu perintah komandan masuk. Sejumlah anggota Yonif 712 Wiratama merapatkan barisan. Mereka mendapat tugas mencari helikopter yang jatuh setelah lepas landas dari Bandara Sam Ratulangi, Rabu.
Berbekal peralatan sederhana, termasuk senter, mereka bergerak menerobos gelapnya semak belukar hutan Gunung Duasudara. Gelapnya malam dan suhu yang mulai menggigit seperti penyemangat personel Yonif 712 bergabung bersama sejawatnya dari Yon Marinir Bitung, melacak jejak jatuhnya helikopter carter pengangkut karyawan tambang di Halmahera itu.
Pencarian malam itu tak ubahnya latihan survival dalam teknik dasar kemiliteran selama ini. Tak terasa sudah hampir dua jam perjalanan. Namun yang dicari tak kunjung jelas. Tapi, mereka tetap bersemangat. Hingga tiba-tiba hidung prajurit kelahiran Manado itu mencium bau yang dikenalnya.
Bau minyak avtur. Dia lalu berkoordinasi sebentar dengan tim sukarelawan yang berangkat paling pertama itu. "Saya andalkan indera penciuman. Ada bau-bau avtur. Lalu saya susuri terus sumbernya," ungkapnya. Usahanya tidak sia-sia. Tim mereka melihat pemandangan yang mengenaskan.
Kepingan bagian pesawat berkeping dan jasad yang berserakan di rerimbunan tanah basah di tengah hutan itu. Mereka akhirnya memang menjadi tim SAR pertama yang menemukan lokasi jatuhnya heli, termasuk penumpang yang menjadi korban. Sebelum mendekat ke lokasi yang bercecer banyak minya avtur, dia mengaku harus naik turun bukit terjal.
Karena lokasi jatuhnya memang di lereng curam. "Sempat saya naik ke bukit-bukit terjal. Lewati pepohonan rindang, menyelusup ke semak‑semak pakai lampu senter," tuturnya mengenang pengalaman SAR dini hari itu. Dia melirik jam, jarum menunjuk angkka 00.30 Wita, artinya sudah lebih dua jam mereka lalu lalang di tengah hutan.
Tuhan YME menjawab doa dan tekad mereka. "Pertama saya temukan ekor helikopter," tutur Riston sembari menarik nafas. "Di situ ada juga mayat yang tertindis ekor," ujarnya melanjutnya kejadian lewat tengah malam itu. Dia mendekat. Dari perawakan sepertinya warga asing. Selain WNI, penumpang pesawat berasal dari Australia.
Namun setelah didekati, warga Australia itu sudah tak berdenyut lagi nadinya. "Korban sudah tidak bernapas," kata Ritson. Dari penemuan itu, tim jelas Riston, Kamis (4/8/2011), memberikan kode kepada tim SAR beranggotakan personel kepolisian dan Basarnas yang berangkat terpisah.
Mereka berbagi koordinat, dan tim evakuasi lalu menuju ke titik yang pertemuan sekaligus penemuan bangkai heli dan jasad korban. Riston tak ingat persis berapa kilometer dia berjalan. Namun rekannya, Joefrizer, Komandan Tim 4, Yonif 712 Wiratama mengingat betul. Jalur pencarian dari jalan aspal Desa Danowudu ke lokasi jatuhnya heli sekitar 5 kilometer.
"Kami temukan mayat 10 orang. Tiga di dalam helikopter, sisanya di luar. Ada mayat yang terlempar bersama kursi pesawat dan tubuhnya terburai," ungkapnya dengan mimik sedih.
Joefrizer juga masih mengingat betul satu jenazah masih terlilit tali yang terikat di badan pesawat, kendati tubuhnya sudah di luar rongsokan heli. Dia menduga korban kemungkinna hendak meloncat menyelamatkan diri, namun tersangkut tali.
"Jadinya, mungkin korban tertindih badan pesawat sampai tewas," ucapnya berspekulasi.