Jumat, 15 Agustus 2025

Ekspedisi Sabuk Merapi 2011

Gunungan Lava Favorit Pendaki Hancur Tak Tersisa

DUDUK bersandar di sebuah punggungan tipis di tepian sektor timur laut bekas Kawah Mati, tubuh serasa beku. Kedahsyatan letusan Merapi

Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto Gunungan Lava Favorit Pendaki Hancur Tak Tersisa
Suratno for Tribun Jogja
Kawah baru gunug Merapi pascaerupsi 2010 diambil dari tepi kawah mati di sektor timur laut. Kawah itu berdiamter lebih kurang 400 meter dengan kedalaman sekitar 150 meter.

Letusan 2010 memang benar-benar memperlihatkan keistimewaannya ketimbang pola erupsi sebelumnya. Kubah lava 2006 terbentuk menjulang sebagai akibat tipe erupsi yang efusif, sehingga magma bergerak pelan dari dapurnya.

Gerakan terus menerus dari perut gunung membuat pembengkakan di puncak, dan deformasi itu  berujung guguran material di puncak. Muncullah lava pijar serta aliran piroklastik atau awan panas, masyarakat setempat menyebutnya wedhus gembel.

"Pola erupsi efusif ini terjadi sesudah letusan 1930," kata Sapari Dwiono, Teknisi Instrumentasi di Seksi Gunung Merapi BPPTK Yogyakarta.

Letusan 1930 masuk kategori katastropik akibat tingginya daya rusak dan akibat yang ditimbulkan erupsi eksplosif itu Lereng barat Merapi tersapu bersih oleh awan panas, hujan abu pasir turun di Muntilan dan Magelang.

Dari dokumentasi foto-foto pemerintah kolonial Belanda di BPPTK Yogyakarta, efek letusan 1930 tampak serupa dengan erupsi 2010.

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan