Penembakan di Aceh
Winda Tak Henti Tangisi Kematian Sudaut
Tiga orang korban tembak yang mengais rezeki di Aceh sebagai buruh kasar penggali kabel milik Telkomsel,
Editor:
Hendra Gunawan

Laporan Wartawan Surya, Edy Prasetyo
TRIBUNNEWS,COM - BANYUWANGI - Tiga orang korban tembak yang mengais rezeki di Aceh sebagai buruh kasar penggali kabel milik Telkomsel, satu orang di antaranya meninggal di tempat ternyata terikat hubungan keluarga yang berasal dari Dusun Palurejo RT 7 / RW 3 Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Senin (02/01).
Ketika ditemui Surya saat berada dirumah duka, Samin (37) anak pertama yang bertempat tinggal di Dusun/Desa Kedungringin RT 2 / RW 11 Kecamatan Muncar mengaku kaget ketika mendengar adik kandungnya meninggal tertembak di Aceh.
Menurutnya, tiga orang saudaranya yang bernama Yaiman (29), Sudaut (25) dan Antok (29) adik iparnya berangkat ke Kota Aceh tepatnya pada tanggal 27 November 2011 lalu.
Mengenai keberangkatan mereka ke Bireun Aceh mempunyai tujuan untuk hidup lebih berkecukupan dan mapan. Diakuinya, karena selama mengais rezeki di Banyuwangi merasa kekurangan. Sehingga, ketiga saudaranya tersebut nekat untuk bekerja sebagai buruh borongan pengali kabel optik dengan upah sebesar Rp 9 ribu permeternya.
“Ketiga saudara saya itu tetap nekat berangkat keluar daerah karena diyakini bisa mendapatkan penghasilan lebih. Padahal, istri Sudaut saat itu sedang hamil. Diperkirakan, dari awal berangkat jika dihitung sampai hari ini sudah 36 hari lamanya dan mereka bertiga berencana akan mengirimkan uang untuk keluarga yang ada di Banyuwangi,”Terangnya.
Samin menambahkan, sebenarnya almarhum Sudaut yang telah tertembak di Aceh tersebut memiliki banyak pengalaman dalam hal pekerjaan. Sebelum berangkat ke daerah Aceh, ia bekerja di meubel antik yang terdapat di Denpasar, Bali dan juga pernah bekerja sebagai nelayan ikut kapal ikan jenis selerek di Muncar.
“Kami sekeluarga sangat berduka dengan meninggalnya Sudaut. Yang menjadi keprihatinan pihak keluarga semuanya terfokus pada istri Sudaut karena usia kehamilannya sudah menginjak 9 bulan,” ujarnya.
Dari pantauan Surya selama berada di rumah duka, puluhan pelayat mulai dari keluarga dan tetangga silih berganti mendatangi rumah korban mengucapkan bela sungkawa.
Di sisi lain, istri Sudaut yang bernama Winda (18) semenjak mengetahui kabar suaminya meninggal tak hentinya menangis dan terus mengurung diri didalam kamarnya.