Sabtu, 1 November 2025

Sepasang Lilin Imlek Jumbo Dihargai Rp 1,7 Juta

Berbagai ukuran lilin berwarna merah tampak memenuhi bagian belakang pabrik pembuatan lilin Lilin di Jalan

zoom-inlihat foto Sepasang Lilin Imlek Jumbo Dihargai Rp 1,7 Juta
googleimage

Laporan Wartawan Tribun Jabar,  Dedy Herdiana

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Berbagai ukuran lilin berwarna merah tampak memenuhi bagian belakang pabrik pembuatan lilin Lilin di Jalan Aksan No 18, Kota Bandung. Mulai dari ukuran kecil setinggi 20 cm dengan diameter bawah 3,5 cm, hingga yang tingginya mencapai 1,60 meter dengan diameter bawah sekitar 30 cm, tampak siap menyambut datangnya perayaan tahun baru Cina, yang biasa disebut juga tahun baru Imlek 2563.

Lilin-lilin merah itu dijual mulai harga sekitar Rp 7 ribu untuk yang seberat 1/4 kati hingga jutaan rupiah untuk ukuran besar. Bahkan pabrik lilin yang sudah ada sejak 50 tahun lalu ini biasanya mendapat pesanan lilin seberat 200 kati (sekitar 130 kilogram) dengan perhitungan 1 kati = sekitar 6,5 ons, dengan tinggi sekitar 1,70 meter dan diameter bawah mencapai 40 cm. Namun sekarang kebanyakan pesanan yang paling besar hanya 100 kati dengan tinggi 1,60 meter, diameter bawah sekitar 30 cm, dan harganya mencapai Rp 1,7 juta sepasang, kanan dan kiri.

Sebagian lilin di pabrik itu sudah diberi gambar naga. Sebagian lagi, terutama yang berukuran kecil, masih dalam proses pengecapan oleh salah seorang pekerjanya. Lilin-lilin yang berukuran besar tampak sudah diberi gambar naga dan sudah tersusun rapi di tempat penyimpanannya, ruang pabrik paling belakang.

"Untuk yang besar selain diberi gambar naga juga ditulisi doa-doa dengan huruf Cina. Tapi sekarang mah masih belum ditulisi, karena itu perlu orang khusus yang bisa menulis huruf Cina," tutur Usup, salah seorang pekerja Lilian Candles Factory, saat ditemui Tribun, Kamis (12/1/2012).

Selain Usup, yang terlihat sibuk memindahkan lilin-lilin kecil, juga terlihat Yati yang sedang membersihkan dengan air lilin-lilin kecil yang sudah diberi gambar naga. Yati juga sibuk menyiapkan gambar naga untuk dicapkan pada lilin-lilin kecil berwarna merah itu.

Sebelumnya, lilin-lilin yang berbahan dasar paraffin wax, berupa lilin mentah seperti es balok hasil impor dari Cina, itu diaduk dengan klasin dan pewarna khusus lilin dalam panci di atas kompor. Setelah diaduk rata baru dimasukkan ke cetakan yang terbuat dari bahan logam tipis dengan dudukan benang rami untuk sumbunya, dan dibiarkan hingga mengeras.

"Kalau prosesnya sih nggak lama. Paling dua jam sampai beku. Di sini dalam sehari bisa menghabiskan paraffin wax 100 sampai 200 kilogram, tapi kalau menjelang Imlek bisa nambah jadi 300 sampai 500 kilogram sehari. Tapi tetap produksi menjelang Imlek tahun ini agak menurun dibanding tahun lalu," kata Ayong, kakak ipar dari Aseng, pemilik Lilian Candles Factory, kepada Tribun di pabriknya.

Kesibukan di pabrik lilin sudah menjadi kebiasaannya setiap menjelang hari raya keagamaan yang banyak menggunakan lilin untuk media ibadahnya. Kesibukan itu kerap terjadi menjelang hari raya Natal, tahun baru Cina, dan perayaan agama Buddha. Namun para pekerja pun mengakui untuk tahun baru Cina sekarang ini terasa tidak sesibuk tahun lalu. Padahal nyala api lilin, menurut kepercayaan dalam beberapa agama, menjadi media pembawa doa untuk Tuhan atau dewa dan roh para leluhur.

Pemilik pabrik, Aseng, mengatakan, semakin menurunnya permintaan lilin, selain karena mulai banyaknya pabrik lilin baru, juga karena harga bahan baku yang terus meningkat. Bahkan yang paling terasa itu setelah krisis moneter tahun 1998, ditambah lagi dengan dengan tidak adanya bahan dasar yang berasal dari dalam negeri.

"Dulu sempat ada pabrik paraffin wax di Indonesia. Tapi entah kenapa sekarang sudah tidak ada lagi sehingga terpaksa bahan kami beli dari importir. Dan pesanan lilin pun untuk Imlek sekarang ini paling jauh hanya datang dari Jakarta. Kalau saat Natal kemarin ada yang pesan dari Papua," ujar Aseng.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved