Pesawat Sukhoi Jatuh
Siswa SMP I Cijeruk Terpaksa tak Upacara Bendera
Meski mengaku bingung, mereka tetap berkumpul di sekolah yang berlokasi dekat dengan Posko Evakuasi
Penulis:
Edwin Firdaus
Editor:
Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR- Senin pagi, (14/2012), menjadi hari yang tidak biasa bagi para siswa SMP Negeri 1 Cijeruk, Bogor, Jawa Barat. Meski mengaku bingung, mereka tetap berkumpul di sekolah yang berlokasi dekat dengan Posko Evakuasi Korban Sukhoi Superjet 100 tersebut.
Epi Yuliani, siswi kelas 2 SMPN ini misalnya. Ia terlihat datang pada pukul 06.30 WIB bersama siswi lainnya. Seharusnya, Epi dan yang lain melaksanakan upara bendera.
Namun, kegiatan rutin yang dilakukan setiap minggu pertama itu tak bisa dilaksanakan lantaran lapangan sekolah yang seluas hampir 500 meter persegi itu dipakai. Dipakai untuk menampung para petugas SAR asal Rusia yang disterilkan lokasinya. 'Police line' pun terikat melingkari lapangan.
Sementara, di teras-teras gedung sekolah juga tak kalah penuhnya dengan di lapangan. Para awak media lokal, dari stasiun televisi, cetak maupun online serta para relawan PMI turut mengiasi riuhnya situasi di sekolah bercat kuning merah tersebut.
"Biasa kami melakukan upacara, tapi kalau hari ini tidak," ujar Epi ditemani beberapa kawannya saat berbincang dengan wartawan.
Perlahan waktu berjalan, para guru pun datang satu-persatu diiringi senyum yang bersahabat kepada para para wartawan. Di luar gedung sekolah, gerimis mulai membasahi bumi di Pasir Pogor Desa Cipelang Cijeruk, Bogor.
"Iya nih belum ada keputusan dari pihak sekolah, apakah diliburkan atau tidak kegiatan belajar di sini. Belum datang kepala sekolahnya," kata Ahmad Rivai seorang Guru di SMPN 1 kepada wartawan.
Kendati kegiatan belajar harus dilanjutkan, Rivai mengatakan pasti akan terganggu. Pasalnya, lokasi helipad posko Cijeruk sangat dekat dengan gedung sekolah.
"Berisik, kalau lagi mondar-mandir evakuasi, suara helikopter sangat mengganggu kegiatan belajar mengajar," tutur Rivai.
Berbeda dengan tetangganya, Sekolah Dasar Negeri Pasir Pogor. Saat Tribunnews.com bertandang ke sekolah tersebut, tampak siswa-siswinya lebih ramai. Banyak murid yang berlarian, bercanda satu sama lainnya untuk mengisi waktu luang sebelum melakukan kegiatan belajar pagi itu.
"Bang foto donk, foto," teriak siswa SD dengan tertawa kepada Tribunnews.com. Namun, beberapa kelas ternyata sudah terisi kegiatan belajar.
Terpantau, sesekali siswa-siswi SDN itu berlarian melihat helikopter yang sedang terbang dengan ketinggian rendah di sekitarnya.
Sementara itu, hilir mudik anggota TIM SAR dari personil TNI, PMI, dan Basarnas terus melintas di dua sekolah tersebut. tanpa kecanggungan lagi, mereka siswa-siswi serasa mulai terbiasa dengan situasi ini.
Sejauh ini, evakuasi di hari ke-5 pasca jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100, petugas SAR Gabungan telah mengangkat 25 kantong Jenazah yang diterbangkan ke Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta untuk diestafetkan ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Sudah 25 kantong jenazah. Karena 3 kantong jenazah lagi sudah diberangkatkan pagi tadi," ujar Komandan Lapangan Udara TNI AU Atang Sandjaja, Marsekal Pertama, Tabri Santoso kepada wartawan di Posko Cijeruk, Senin (14/5/2012).