Kamis, 11 September 2025

Lulusan UN Terbaik itu Utang Rp 1,5 M Buat Kuliah di AS

REMAJA yang pembawaanya kalem ini sebenarnya tidak mengharapkan nilai tinggi saat pengumuman hasil Unas

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto Lulusan UN Terbaik itu Utang Rp 1,5 M Buat Kuliah di AS
(Surya/Siti Yuliana)
Angga Khoirul Imam, peraih NUN tertinggi di Kota Malang telah diterima di Texas Tech University Amerika , Jum at (25/5/2012)

Laporan Wartawan Surya, Siti Yuliana

TRIBUNNEWS.COM - REMAJA yang pembawaanya kalem ini sebenarnya tidak mengharapkan  nilai tinggi saat pengumuman hasil Unas (ujian nasional) hari ini. Toh, dia sudah diterima di Texas Tech University di Amerika jurusan Teknik Industri.

Namun, ketika Dinas Pendidikan Kota Malang menyebut namanya sebagai peraih NUN (nilai ujian nasional) tertinggi se-Kota Malang, Angga Khoirul Imam (18) tak bisa menyembunyikan kegembiraannya itu. “Apa benar? Saya kok tidak percaya dengan informasi ini,” katanya ketika Surya menemuinya di asrama SMAN 10 Malang Sampoerna Academy di Jl.Raya Tlogowaru, Kelurahan Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Jum’at (25/5/2012).

Setelah diyakinkan berulang kali, akhirnya dia benar-benar yakin apabila dia-lah peraih NUN tertinggi tahun ini. Sesaat dia termenung dan mengucapkan kalimat syukur berulang kali atas prestasi yang tidak pernah diharapkannya itu. “Nilai berapa pun asalkan saya lulus dan bisa secepatnya kuliah.

Saya sudah keterima di salah satu kampus di Amerika, jadi NUN tidak begitu menjadi perioritas saya,” ungkapnya sedikit malu. Angga meraih NUN 57,65 atau rata-rata-rata 9,60. Selain unggul di program IPA, NUN Angga juga jauh lebih tinggi dibanding program IPS dan Bahasa.

Dia tidak memiliki trik khusus selama persiapan Unas dulu. Dia belajar seperti teman-teman lainnya, bahkan dia mengaku tidak serajin teman lainnya. “Saya kadang jenuh belajar, saya tinggal main game di laptop,” akunya.

Angga lalu bercerita banyak tentang dirinya dan keluarganya. Juga tentang perjalananya diterima di Texas Tech University. Keputusan kuliah di Texas Tech University merupakan keputusan terbesar yang pernah diambil anak ke-dua dari tiga bersaudara ini. “Itu bukan beasiswa loh. Sampoerna Academy memberi pinjaman dana hingga kuliah saya selesai. Dan pinjaman itu harus saya ganti setelah saya kerja nanti,” ujarnya.

Jumlah dana yang dia pinjam untuk kuliah di  Texas Tech University itu cukup besar. Hingga lulus, Angga memperkirakan akan berhutang  Rp 1,5 miliar. “Awalnya saya juga ragu bagaimana cara mengembalikan itu nanti. Tapi Sampoerna Academy sudah seperti keluarga.

Cicilanya sekitar 20 persen dari gaji setelah saya bekerja nanti,” jelas penggemar buku-buku agama itu.Bagi anak seusianya, memiliki pinjaman sebesar itu pasti menjadi beban tersendiri. Begitu pula yang dirasakan Angga. Dalam pikirannya, kadang terbersit ketakutan apabila tidak bisa membayar pinjaman itu. “Bukan hanya saja yang punya pinjaman itu, ada 13 teman saya juga. Jadi ada temannya dan justru memotivasi saya untuk belajar dan bekerja keras di sana (Texas),” ungkapnya.

Saat ini,  semuanya sudah disiapkan untuk berangkat ke Texas, termasuk paspor dan perlangkapan lainnya seperti buku-buku agama dan buku-buku pengetahuan lain. Setelah lulus nanti, dia berencana  mencari kerja di Texas agar hutangnya segera terbayarkan. “Kalau bekerja di Indonesia, gaji sedikit. Tapi kalau kerja di luar negeri, kemungkinan gaji saya lebih banyak dan cepat untuk membayar hutan,” harapnya.

Yuli Winarti (45), ibu Angga merasa terharu dengan keputusan anaknya kuliah di Amerika itu. Bagaimana tidak, dia dan Angga bakal tidak bertemu selama empat tahun. “Tapi saya sangat mendukung dia, apa pun keputusan. Untuk berkomunikasi, teknologi sudah sangat canggih, bisa via internet,” ujar guru SDN Nggedok Wetan itu.

Sebelum Yuli tahu Angga meraih NUN tertinggi, dia sudah yakin apabila prestasi anaknya bakal cemerlang tahun ini. “Meski saya tidak omongkan ke Angga, tapi saya sudah yakin dia bakal sangat berprestasi,” ungkapnya.

Karena itu, ketika Angga menghubunginya menyampaikan kabar gembira ini, Yuli hanya senym-senyum saja. “Saya sudah menduga itu. Setiap hari saya memang memanjatkan doa untuk prestasinya itu,” ungkap istri Kasmudji yang bekerja sebagai karyawan di PT.Pindad itu.

Di mata Yuli, Angga merupakan anak penurut, selalu menjalankan ibadah, tidak neko-neko, dan rajin. Kepergian Angga ke Amerika tentu membuat Yuli dan keluarganya sedih. Namun , Yuli sadar dia harus menghapus rasa khawatir dan sedih demi masa depan anaknya itu. “Pasti sedih. Tapi semua itu harus dihilangkan demi masa depannya. Toh, ini adalah kesempatan emas yang tidak semua anak bisa meraihnya,” tukas wanita yang tinggal di Jl.Mentaranman Rt 02/Rw 07 Talok Turen itu.

Baca juga:

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan