Derita Korban Eksploitasi Seks
Korban Dijebak dengan Minuman Keras
Pembina LSM Hotline, yang menampung para korban trafiking dan exploitasi sexual, Jories
Editor:
Hendra Gunawan

Laporan Wartawan Surya, Haorrahman
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pembina LSM Hotline, yang menampung para korban trafficking dan eksploitasi seksual, Jories Lato mengatakan, pada umumnya, korban exploitasi sexual ini, karena sekali melakukan kesalahan, sehingga menjadi bulan-bulanan pria tak bertanggung jawab.
"Biasanya ketika menolak ajakan untuk bersetubuh atau diminta melayani hidung belang, mereka dimabukkan terlebih dahulu. Setelah dapat sekali, untuk kesekian kalinya menjadi mudah karena ancaman akan disebarkan," kata Jories.
Saat ini, di LSM yang telah berdiri sejak 2006 lalu itu, terdapat 86 gadis korban trafiking dan exploitasi sexual. Menurut Jories, yang paling sulit adalah menghilangkan trauma atas peristiwa yang dialaminya. "Yang paling sulit adalah menghilangkan trauma. Mereka sangat risih ketika ada orang yang menanyakan apa yang telah dialaminya," kata Jories.
Jories berharap agar aparat hukum untuk lebih bijak dalam memberikan hukuman pada pelaku trafiking dan eksploitasi sexual. Pasalnya banyak dari korban yang merasa tidak adil, misalnya tersangka dihukum ringan. Bahkan hanya beberapa bulan penjara sudah dinyatakan bebas.
Dalam kesempatan itu, untuk membangkitkan semangat para korban, Polres Pelabuhan Tanjung Perak, yang bekerja sama dengan pengusaha, membagikan 100 mesin jahit, baik yang manual dan otomatis, kepada para korban trafiking dan exploitasi, serta para waria yang di lingkungan Kalimas yang dianggap layak menerima bantuan.
"Ini agar mereka bisa mandiri, setidaknya mesin-mesin jahit ini bisa menjadi alat untuk mereka bekerja," kata AKBP Anom Wibowo, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak. (Selesai)
Baca juga:
- Jadi Budak Seks Tetangga Sejak Usia 12 Tahun
- Dicampakkan Keluarga Saat Hamil Tua
- Cirebon Butuh Daging Sapi 50 Ekor per Hari