Kamis, 21 Agustus 2025

Mahasiswa UB Galang Tanda Tangan Tolak SPP Progresif

Kenaikan SPP yang dinamakan SPP Prograsif itu dinilai mereka tidak masuk akal. Karena itu

zoom-inlihat foto Mahasiswa UB Galang Tanda Tangan Tolak SPP Progresif
surya/siti yuliana
Aksi mahasiswa galang tanda tangan tolak SPP Progresif

TRIBUNNEWS.COM,MALANG- Puluhan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB)  yang bergabung dalam organinasai Front Mahasiswa UB menolak keras rencana pihak rektorat memberlakukan Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) bagi mahasiswa tua.

Kenaikan SPP yang dinamakan SPP Prograsif itu dinilai mereka tidak masuk akal. Karena itu, mereka menggalang tanda tangan dan pengumpulan koin untuk menolak keras rencana itu.

Aksi Front Mahasiswa itu dimulai dari Gedung Widyaloka. Mereka lantas berkeliling sembari meneriakkan kebijakan yang mencekik mahasiswa.

Dalam aksi itu, beberapa mahasiswa memakai topeng kertas bergambarkan Rektor UB Yogi Sugito, Pembantu Rektor 1 Bambang Suharto, Pembantu Rektor 2 Warkum Sumitro, dan Pembantu Rektor 3 Ainurrasyid.

Penggalangan tanda tangan dipusatkan di tiga titik, yaitu Gedung Widyaloka, Perpustakaan, dan Samantakrida.

"Target kami bisa mengumpulkan 1.000 tanda tangan lebih," ujar Ali Mashuda, Juru Bicara Front Mahasiswa, Senin (30/7/2012).

Selain menggalang tanda tangan, mereka juga menyediakan kotak koin yang akan diberikan ke Rektorat.

"Apakah UB sangat kekurangan uang sehingga menggunakan SPP progresif itu. Kalau kurang, kami sumbang dengan koin ini," jelasnya.

Ali juga menyebut, beberapa temannya sudah dikenakan SPP progresif itu. Hanya besarannya, dia tidak tahun.

"Teman-teman angkatan 2008 sudah naik. Itu yang kami bingungkan, katanya hanya wacana, tetapi kenapa sudah dinaikkan," tanyanya heran.

Sementara itu, Ladito Risang, menteri kebijakan publik Eksekutif Mahasiswa (EM) yang juga turut mendukung aksi itu mengatakan, hari ini akan mengajukan surat permintaan hearing dengan rektorat.
"Minggu ini hearing harus dilakukan dengan rektorat sebelum ada aksi yang jauh lebih besar lagi. Terlebih SPP Progresif sudah berlaku," ancamnya.

Pemberlakuan SPP Progresif yang mulai semester ini dibenarkan Dinar Romadhona, mahasiswa program studi Administrasi Publik. SPPnya sudah mengalami kenaikkan hampir Rp 3 juta atau naik sekitar 20 persen dari semester sebelumnya Rp 2,5 juta.

"Saya juga kaget kenapa sudah naik, katanya belum," ujar Dinar, mahasiswa angkatan 2008 itu.

Pemberlakuan SPP Progresif mulai semester ini dibantah Imam Safi'i, Kepala Biro Administrasi Keuangan dan Perencanaan UB. Dengan tegas dia katakan, tidak mungkin besaran SPP naik.

"Kami belum memasukkan sistem baru. Jadi masih menggunakan sistem lama. Jadi tidak mungkin naik," ujarnya.

Dia tidak percaya kalau beberapa mahasiswa sudah mengalami kenaikkan SPP itu.

"Anda tahu sendiri, kemarin saya cek ke bagian pusat pengembangan teknologi informasi, dan besaran SPP masih sama," tegasnya lagi.

Terhadap aksi mahasiswa itu, Imam mengatakan langkah yang salah. Menurutnya, semua bisa dibicarakan baik-baik tanpa harus demo.

"Saya tidak setuju dengan demo-demo itu. Toh kampus kita sudah sangat terkenal. Masak harus tercoreng dengan aksi-aksi seperti itu," ungkapnya.

Untuk hearing, tambahnya, pihaknya akan segera mengagendakan dengan pihak rektorat.

Sumber: Surya
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan