Kamis, 9 Oktober 2025

Penembakan Solo

Mertua Bayu Adu Jotos Dengan Densus 88

Budi dibawa keluar, sembari para petugas membawa sebuah tas hitam miliknya yang berada di dalam kamar.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-inlihat foto Mertua Bayu Adu Jotos Dengan  Densus 88
TRIBUN JOGJA
Wiji Siswosuwito terbaring di tempat tidur rumanya, di Kampung Tempel, RT 04 RW 04, Kelurahan Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar. Dia mengalami luka di wajah saat penangkapan menantunya, Bayu Setyono

TRIBUNNEWS.COM,KARANGANYAR - Wiji Siswosuwito (64) harus terbaring di tempat tidur. Pasalnya, pria renta tersebut mengalami luka saat penangkapan menantunya, Bayu Setyono (22).

Dia baru saja kembali pulang dari pemeriksaan dan scan di RS Dr Oen Solo. “Kepala saya masih pusing sehabis kejadian malam kemarin,” ucapnya singkat, di Karanganyar, Sabtu (1/9).

Wiji mengalami luka di bagian muka dalam penangkapan salah satu tersangka penembakan anggota polisi di Pos Pengamanan Singosaren, Solo, Jumat (31/9) sekitar pukul 22.30 WIB, di Kampung Tempel, RT 04 RW 04, Kelurahan Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Jateng.

Kedua matanya lebam, dan harus mendapatkan empat jahitan di bawah matanya sebelah kiri. Akibat kondisinya yang belum sehat, pihak keluarga tidak mengizinkannya untuk terlalu banyak berpikir dan berbicara.

“Setelah penangkapan tadi malam, kakak saya ditinggalkan begitu saja. Kemudian kami membawanya ke Puskesmas Gondangrejo dan di sana dijahit. Setelah pulang, dia mengeluhkan pusing kepala, lalu dibawa ke Dr Oen,” tutur Subagyo (48), adik bungsu Wiji.

Dari hasil pemeriksaan, pusing tersebut diakibatkan karena benturan semalam. Untung hasil scan kepalanya dinyatakan normal. Kakak saya diminta untuk rajin minum obat dan banyak beristirahat,” katanya lagi.

Berdasarkan cerita dari Wiji, dan istri Budi, Retno Setyorini (29) yang disampaikan Bagyo, penggrebekan oleh Densus 88 Antiteror Polri dilakukan pada tengah malam saat keluarga Wiji terlelap.

Petugas memasuki rumah dengan menendang pintu utama. Kemudian mereka masuk ke kamar Wiji yang terbuka dan lampunya dihidupkan.

“Kakak saya tidur bersama cucunya. Mereka masuk secara paksa sambil menodongkan pistol disangka perampok. Saat ada yang menodongkan pistol ke arah kakak saya, refleks, kakak saya menepis senjata itu. Tangannya diikat dengan lakban dan kepalanya dibenturkan ke lantai tanah ini,” jelasnya.

Setelah melumpuhkan Wuji, Densus 88 kemudian mendobar pintu kamar Budi dan istrinya. Pintu tersebut sekarang dalam kondisi berubang akibat didobrak. Kemudian Budi ditangkap dengan memborgol memakai lakban juga.

Budi dibawa keluar, sembari para petugas membawa sebuah tas hitam miliknya yang berada di dalam kamar.

“Saat itu saya juga tidur, kemudian saya dibangunkan istri saya setelah mendengar suara pengrebegan itu. Kata istri Budi (Rini) tas hitam yang dibawa petugas itu biasanya hanya diisi Al Quran, sajadah, dan kopyah,” tambahnya.

Di tengah keluarga, Bayu dikenal memiliki karakter yang pendiam. Meskipun setiap hari rajin pulang ke rumah mertuanya tersebut, namun waktu pulangnya menentu dan selalu malam. Sedangkan pekerjaan Bayu itu menjual produk minuman tradisional ke warung-warung, setelah berhenti bekerja di sebuah perusahaan makanan sebelum lebaran lalu.

“Dia orangnya pendiam. Kalau ketemu dengan warga lain juga menyapa. Rajin solat dan cukup sering datang di pertemuan bapak-bapak RT sini. Katanya dia bekerja mengedarkan minuman wedang uwuh ke warung hik,” ucap anak Subagyo, Wahyu Sasongko (17).

Namun di lingkungan kampung tersebut, masyarakat mengenal bayu sebagai sosok yang jarang bertandang ke sanak saudara istrinya dan tetangga di kampung itu. Selain itu, dia selalu pulang pada malam hari.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved