UMI Akan Pecat 30 Mahasiswa Terlibat Tawuran
Pihak Rektorat Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, tengah menjajaki pemberian sanksi akademik, berupa pemberian
Editor:
Anwar Sadat Guna
"Waktu di Tarakan, hanya diborgol dan didorong sama empat polisi," kata Abdul Wajib, seorang penumpang pesawat JT 576 di terminal kedatangan Bandara Hasanuddin, kemarin.
Wajib, yang juga perantau asal Nunukan dan akan pulang ke kampungnya di Suppa, Pinrang ini, menceritakan seorang yang berbaju hitam dan kurus, diborgol naik ke propeller, SusiAir dari Nunukan ke Tarakan.
Belakangan, di Polrestabes yang diborgol adalah pelaku utama, ST. Informasi yang dihimpun Tribun, menyebutkan, penangkapan tersangka dilakukan setelah polisi menyelidiki selama tiga pekan.
Setelah mengetahui keberadaannya Resmob Polrestabes Makassar, yang dipimpin Iptu Sandi langsung melakukan penggerebekan dan penangkapan terhadap tersangka.
Tersangka Sapada melarikan diri ke Kaltim bersama tiga rekannya menggunakan kapal laut melalui Pelabuhan Rakyat Cappa Ujung, Lontangnge, Kecamatan Ujung, Kota Parepare, Sulsel.
Di Kaltim, petugas yang berjumlah empat orang melakukan penyelidikan selama 4 hari dan berhasil menangkap tersangka.
Wakil Kepala Satuan Reskrim Polrestabes Makassar, Komisari Anwar Hasan, menuturkan bahwa tersangka merupakan tersangka tunggal dalam aksi pembunuhan tersebut.
Sementara, tiga rekannya masih sebatas saksi sehingga perlu dilakukan penyelidikan dan pendalaman kasus.
Diketahui, Ibe tewas setelah ditikam saat terjadi perkelahian antara mahasiswa di organisasi Teknik Pencinta Alam (Tekpal) Fakultas Teknik UMI dengan organisasi pencinta alam jurusan sipil Cakra Buana di kampus UMI.
Kejadian itu terjadi di depan Pusat Laboratorium Fakultas Teknik 20 September lalu. Korban yang ditikam langsung dibawa ke Rumah Sakit Ibnu Sina, Depan Kamus UMI Makassar, Jl Urim Sumiharjo, Makassar.
Namun, nyawanya tidak tertolong lagi setelah mendapat perawatan secara insentif.
(cr1/nov/edi)