Selasa, 19 Agustus 2025

Gabungan Mahasiswa Kembali Berunjuk Rasa

Gabungan mahasiswa yang berasal dari HMI, PMII, PMKRI, GMNI, dan Bem Untag kembali melakukan aksi unjuk rasa

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Gabungan Mahasiswa Kembali Berunjuk Rasa
Gabungan mahasiswa yang berasal dari HMI, PMII, PMKRI, GMNI, dan Bem Untag kembali melakukan aksi unjuk rasa. Mereka kembali menutup salah satu ruas Jl M Yami

Laporan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto

TRIBUNNEWS.COM  SAMARINDA, - Gabungan mahasiswa yang berasal dari HMI, PMII, PMKRI, GMNI, dan Bem Untag kembali melakukan aksi unjuk rasa. Mereka kembali menutup salah satu ruas Jl M Yamin yang berada tepat di gerbang Universitas Mulawarman (Unmul), Selasa (23/10/2012).

Kendati aksi unjuk rasa yang dilakukan Senin lalu berujung ricuh dan menimbulkan korban dari pihak mahasiswa. Namun para pengunjuk rasa ini tetap pada tuntutan awal yakni memita Kapolresta Samarinda dan Kapolda Kaltim dicopot dari jabatannya. Selain itu mereka juga menuntut agar 9 orang yang disebut dalam persidangan kasus meninggalnya Ramadhan (17), turut dihukum.

"Aksi yang kita lakukan hari ini merupakan penegasan terhadap tuntutan kita. Kita tetap menuntut agar aksi pembunuhan anak kecil (Ramadhan) oleh kepolisian diusut tuntas, dan tidak direkayasa," tegas La Ode Aliadin, dari HMI.

La Ode mengungkapkan, para mahasiswa memiliki data valid terkait pengerahan massa oleh kepolisian untuk menghalau para demonstran. "Kita punya data valid, bahwa mereka (polisi) mengerahkan preman-preman yan terdiri dari keluarga terdakwa untuk mengusir kita," ungkap La Ode.

Dalam aksi yang berlangsung cukup tertib kemarin, para mahasiswa terlihat berdiri melingkar dan saling bergandengan tangan. Para demonstran tersebut mengheningkan cipta yang ditujukan kepada rekan-rekannya, yang menjadi korban dari tindakan kekerasan polisi dan preman dalam unjuk rasa Senin lalu.

"Ada 9 yang ditangkap tiga diantaranya terluka, satu bocor di kepala, dan satu patah tangan. Saat ini yang terluka diistirahatkan di rumah," tutur La Ode.

Selain menuntut dituntaskannya kasus Ramadhan, dalam aksi kemarin mahasiswa juga menyatakan penolakan kedatangan Presiden SBY ke Kaltim. "Iya, aksi ini juga menolak kedatangan SBY. Kami juga menuntut perbaikan pengelolaan negara karena dari pusat sampai daerah masih sangat banyak terjadi pelanggaran hukum," tandasnya. (*)

Baca Juga :

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan