Jumat, 26 September 2025

Pedagang di Lingkar Nagreg Dicap Warung Remang-remang

Puluhan pedagang di Lingkar Nagreg terancam gulung tikar.

zoom-inlihat foto Pedagang di Lingkar Nagreg Dicap Warung Remang-remang
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Kendaraan roda dua dan empat melintas di Jalan Lingkar Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (25/8/2012).

TRIBUNNEWS.COM, NAGREG - Puluhan pedagang di Lingkar Nagreg terancam gulung tikar. Mereka tak bisa berjualan seharian, lantaran tidak memiliki lampu penerangan yang memadai.

Akibat tidak dilengkapi lampu penerang, warung-warung yang mayoritas milik warga Desa Ciherang, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dinilai sebagai warung remang-remang.

Karena takut dituding membuka warung remang-remang, para pedang memilih tidak berjualan ketika malam hari.

"Banyak yang menganggap warung kami menjadi tempat mesum, karena kami hanya mengandalkan cempor (lampu minyak). Apalagi, lampu penerangan jalan umum (PJU) nya tidak menyala," ujar Wawan, Kordinator Pedagang di Lingkar Nagreg, ketika ditemui Tribun di kiosnya, Senin (5/11/2012) siang.

Wawan menyayangkan sikap pemerintah yang dinilai membeda-bedakan pedagang. Sebab, hanya pedagang dari daerah tertentu yang diberi pasokan listrik.

"Kami seperti dianaktirikan. Pedagang ke arah Bandung bisa memasang listrik dengan mudah, sedangkan kami tidak. Bahkan, pom bensin yang baru saja dibangun sudah ada listriknya," ucap Wawan.

Para pedagang dari Desa Ciherang, lanjutnya, pun siap membayar jika memang ada tagihan listrik. Kokom (57), pedagang lain yang berjualan di Lingkar Nagreg, mengaku hasil jualannya tak begitu menguntungkan, karena tidak bisa berjualan pada malam hari.

"Sehari saya hanya dapat untung kotor sebesar Rp 70 ribu. Saya berjualan kelapa muda. Saya berjualan hanya hari libur panjang, terutama di akhir pekan," ungkap Kokom.

Ditemui terpisah, Didin, Sekjen Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) yang juga kordinator pedagang Desa Ciherang, membenarkan banyaknya keluhan dari pedagang di Lingkar Nagreg.

"Kami membangun kios secara swadaya. Tidak seperti yang lain harus membayar sejumlah uang. Karena itu, pemasangan listrik di Lingkar Nagreg bawah ini ditunda melulu," tuturnya.

Didin mengaku sudah berulangkali mengajukan pemasangan listrik, namun belum pernah ditanggapi. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan