Bentrok Antardesa di Lampung Selatan
Sebelumnya Tidak Pernah Ada Konflik Suku Serius di Lampung Selatan
Menurut Danrem, langkah tersebut untuk kembali merajut silaturahmi antara kedua masyarakat.

Laporan Wartawan Tribun Lampung, Dedi Sutomo
TRIBUNNEWS.COM, KALIANDA - Danrem 043 Garuda Hitam Kolonel Amalsyah Tarmizi, mempertemukan tokoh masyarakat dari kedua belah pihak yang berkonflik, dengan keluarga korban meninggal dalam bentrokan sepekan silam.
Menurut Danrem, langkah tersebut untuk kembali merajut silaturahmi antara kedua masyarakat. Sehingga, dapat kembali terjalin komunikasi yang harmonis.
Ke depan, kata Danrem, pihaknya akan membantu kembali merajut perbedaan yang terjadi antara kedua masyarakat yang sempat saling berkonflik, melalui sebuah kegiatan bersama.
Sehingga, kedua masyarakat dapat kembali menemukan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat yang dulu pernah terjadi.
“Kami ingin merajut kembali tali silaturahmi yang terputus akibat konflik, melalui sebuah kegiatan bersama. Sebab, selama ini semangat kebersamaan sudah sedikit tergerus. Komunikasi pun tidak berjalan baik,” ujar Kolonel Amalsyah, Selasa (6/11/2012).
Melalui kegiatan bersama, Danrem berharap kedua kelompok masyarakat dapat kembali berinteraksi secara alami.
Sehingga, dapat muncul rasa kekeluargaan yang akan melahirkan semangat kebersamaan, dan saling menghargai antara sesama masyarakat.
Sementara, Khairi Usman gelar Temenggung Sangon Diah, saat mendampingi Pangeran Naga Pringsang, salah wakil tokoh masyarakat Lampung Selatan mengatakan, selama ini hubungan kehidupan bermasyarakat berbagai suku di Bumi Khagom Mufakat berjalan sangat harmonis.
Menurutnya, tidak pernah ada konflik serius yang melibatkan berbagai suku di Lampung Selatan.
“Saya sendiri memiliki teman-teman yang berasal dari berbagai suku, termasuk dari masyarakat Lampung asal Bali,” ucapnya.
Ia juga melihat, kemajuan teknologi memiliki peran dalam melahirkan gesekan di tengah masyarakat.
Karena itu, Temenggung berharap pemerintah daerah dapat lebih berperan aktif dalam membina hubungan kerukukan antar etnis dan agama di Lampung Selatan.
Ia menilai, bentrokan beberapa hari lalu terjadi karena pemerintah dan petugas keamanan kurang tanggap menyikapi masalah. Penanganannya pun kurang cepat dilakukan.
Temenggung berharap, peristiwa bentrokan yang terjadi sembilan hari lalu dapat menjadi introspeksi bersama, tidak hanya bagi dua masyarakat yang sempat berkonflik, melainkan juga seluruh masyarakat Lampung Selatan dari berbagai etnis.